Jumat, 01 Juni 2012
Analisa Usaha Tani Jeruk Manis di Malaysia
Cashflow of SWEET CITRUS
Sweet Citrus or locally known as Limau Manis or Limau Langkat (Citrus suhuensis)
was popular many years ago as important commodity but due to serious
disease attack (Citrus Greening Disease) the industry was collapsed. The
popular variety was known as Limau Madu or Clone M32.
From my
observation and study there was about 3,940 hectare with annual
production of 70 metric ton in 2009 almost half from 10 years before.
Asa Jaya District in Sarawak was the major production area with 294
hectare followed by Daerah Simunjan Sarawak (288 ha) and Daerah Beaufort
Sabah (230 ha).
This article I would share my knowledge of Sweet Citrus
cashflow based on my study in June 2010.
Planting Distance : 6m X 4.5 m
Planting density (tree /ha) : 370 tree
Cashflow Duration : 15 Year
I) CASH IN FLOW
1. Production of citrus fruit (kg/yr) = 224,960 kg
2. Gross Farm Income (RM 2.35/kg) = RM 528,656.00
B. CASH IN FLOW
I) Development Cost (New planting)
Planting Distance : 6m X 4.5 m
Planting density (tree /ha) : 370 tree
Cashflow Duration : 15 Year
I) CASH IN FLOW
1. Production of citrus fruit (kg/yr) = 224,960 kg
2. Gross Farm Income (RM 2.35/kg) = RM 528,656.00
B. CASH IN FLOW
I) Development Cost (New planting)
1. Land Clearing = RM 2,000.00
2. Drainage system = RM 500.00
3. Farm roads = RM 2,000.00
4. Land preparation (Plough) = RM 300.00
5. Irrigation system = RM 9,000.00
6. Seedling @5.00/pk = RM 2,035.00
7. Fencing = RM 2,000.00
8. Store = RM 500.00
Subtotal A = RM 18,335.00
II) Cost of Input1. Basal Fertilizer = RM 569.80
2. Organic fert = RM 59,940.00
3. NPK Green = RM 26,906.40
4. NPK Blue = RM 60,606.00
5. Calsium Nitrate = RM932.40
6. Foliar Fertilizer = RM 10,140.00
7. Liming/GML = RM 2,225.92
8. Pesticide = RM 6,180.48
9. Fungicide = RM 22,661.76
10. Weedicide = RM 3,861.00
11.Basket = RM 18,000.00
12.Fuel(Diesel) = RM 7,500.00
13.Farm tools= RM 2,100.00
Subtotal B = RM 221,623.76
III) Labor Costs @RM 25.00/man/day1. Manuring = RM 3,960.00
2. Weed Control = RM 3,600.00
3. Pest & Disease Control = RM 19,440.00
4. Pruning = RM 3,060.00
5. Maintenance = RM 1,800.00
6. Harvesting @10sen/kg = RM 22,496.00
7. Other works = RM 1,800.00
Subtotal C = RM 56,156.00
C. CASHFLOW ANALYSIS
MAIN TOTAL COST = RM 296,114.76
EXTRA COSTS (10%)= RM 29,611
TOTAL COSTS OF PRODUCTION = RM 325,726.24
GROSS FARM INCOME = RM 528,656.00
2. Drainage system = RM 500.00
3. Farm roads = RM 2,000.00
4. Land preparation (Plough) = RM 300.00
5. Irrigation system = RM 9,000.00
6. Seedling @5.00/pk = RM 2,035.00
7. Fencing = RM 2,000.00
8. Store = RM 500.00
Subtotal A = RM 18,335.00
II) Cost of Input1. Basal Fertilizer = RM 569.80
2. Organic fert = RM 59,940.00
3. NPK Green = RM 26,906.40
4. NPK Blue = RM 60,606.00
5. Calsium Nitrate = RM932.40
6. Foliar Fertilizer = RM 10,140.00
7. Liming/GML = RM 2,225.92
8. Pesticide = RM 6,180.48
9. Fungicide = RM 22,661.76
10. Weedicide = RM 3,861.00
11.Basket = RM 18,000.00
12.Fuel(Diesel) = RM 7,500.00
13.Farm tools= RM 2,100.00
Subtotal B = RM 221,623.76
III) Labor Costs @RM 25.00/man/day1. Manuring = RM 3,960.00
2. Weed Control = RM 3,600.00
3. Pest & Disease Control = RM 19,440.00
4. Pruning = RM 3,060.00
5. Maintenance = RM 1,800.00
6. Harvesting @10sen/kg = RM 22,496.00
7. Other works = RM 1,800.00
Subtotal C = RM 56,156.00
C. CASHFLOW ANALYSIS
MAIN TOTAL COST = RM 296,114.76
EXTRA COSTS (10%)= RM 29,611
TOTAL COSTS OF PRODUCTION = RM 325,726.24
GROSS FARM INCOME = RM 528,656.00
NETT FARM INCOME = RM 202,979.26
NETT FARM INCOME/YEAR = RM 13,528.25
NETT FARM INCOME/MONTH = RM 1,127.39
BENEFIT COST RATIO = RM 1.63
BREAKEVEN POINT = RM 1.45
Note:
Cashflow for 15 years cumulative for sweet citrus (Limau Madu) in Malaysia.
By, M Anem Agronomist DOA
Sumber : http://animagro.blogspot.com/search/label/Cshflow%20of%20SWEET%20CITRUS
Kamis, 31 Mei 2012
OPT Penyebab Buah Burik Kusam Pada Buah Jeruk
OPT Penyebab Buah Burik Kusam Pada Buah Jeruk
Kutu Sisik
Kutu
menyerang daun, ranting dan buah, menyukai tempat-tempat yang
terlindung, seperti di bagian bawah permukaan daun di sepanjang tulang
daun. Kutu Sisik mengeluarkan toksin saat menusuk pada tanaman. Daun
yang terserang akan berwarna kuning, terdapat bercak-bercak klorotis dan
seringkali membuat daun menjadi gugur. Serangan berat akan
mengakibatkan ranting dan cabang menjadi kering serta terjadi
retakan-retakan pada kulit. Jika serangan terjadi di sekeliling pangkal
buah, akan menyebabkan buah gugur. Akibat serangan pada buah dapat
menurunkan kualitas, karena kotor dan bila dibersihkan meninggalkan
bercak-bercak hijau atau kuning pada kulit buah.
Embun Tepung (Powdery mildew)
Patogen : Oidium tingitanium Carter.
Penyebarannya di semua pertanaman jeruk di Indonesia, terutama pada musim kemarau yang lembab. Gejala ditunjukkan dengan adanya
tanda lapisan tepung putih pada bagian atas daun, yang dapat
menyebabkan daun malformasi (mengering akan tetapi tidak gugur).
Lapisan tepung putih ini adalah masa konidia jamur. Fase kritis
serangan adalah periode pertunasan dan daun muda yang sedang tumbuh,
buah muda yang terserang mudah gugur.
Kudis (Scab)
Patogen : Spaceloma fawcetti jenkins.
Agroklimat
yang menyebabkan tanaman inang rentan terjadi penyakit kudis adalah
dataran tinggi basah dan dataran rendah basah. Gejala terlihat dengan
adanya bercak kecil jernih pada daun dan helaian daun, kemudian
berkembang menjadi semacam gabus berwarna kuning/coklat. Infeksi hanya
terbatas pada salah satu permukaan daun saja. Ukuran bercak lebih besar
daripada kanker jeruk. Serangan parah menyebabkan pertumbuhan kerdil
dan deformasi titik tumbuh. Masa kritis dimulai saat fruitset sampai
buah pentil.
Embun Jelaga (Sooty mold)
Patogen : Jamur Capnodium citri
Terdapat
pada setiap tanaman jeruk terutama bila dijumpai adanya kutu daun
aphididae yang mengeluarkan embun madu. Daun, ranting dan buah terserang
dilapisi oleh lapisan berwarna hitam. Pada musim kering lapisan ini
dapat dikelupas dengan menggunakan tangan dan mudah tersebar oleh
angin. Buah yang tertutup lapisan hitam ini biasanya ukurannya lebih
kecil dan terlambat matang (masak). Penetrasi terutama terjadi pada
permukaan kulit, hanya 10% penetrasi yang terjadi pada lapisan epidermis
yang tidak dapat dibersihkan sehingga menjadi burik kusam.
Kanker Jeruk (Citrus cancer)
Patogen : Xanthomonas axonopodis pv. Citri
Tersebar diseluruh Indonesia, jeruk nipis (C. aurantifolia) dan pamelo (C. maxima Merr.) yang tumbuh pada suhu 20-35°C
sangat peka terhadap penyakit ini. Infeksi terjadi melalui stomata,
lentisel dan luka. Gejala awal berupa bercak putih pada sisi bawah daun
yang selanjutnya warna hijau gelap, kadang-kadang berwarna kuning di
sepanjang tepinya. Pada buah ditandai dengan gejala terbentuk gabus
warna coklat tetapi bagian tepi tidak berwarna kuning.
Sumber : http://yusufsila-tumbuhan.blogspot.com/2011/07/opt-penyebab-buah-burik-kusam-pada-buah.html
7 Fakta buah jeruk
7 Fakta buah jeruk
1. Jeruk Pontianak sebenarnya bukan berasal dari Pontianak, tetapi berasal dari Kota Tebas Kabupaten Sambas.
2. Memiliki 6 grade kualitas, yaitu AA, A, B, C, D dan yang paling rendah grade sompi. Kebanyakan yang di ekspor keluar adalah grade AA atau A dan kebanyakan yang di jual di Kalimantan Barat adalah grade B ke bawah.
3. Memiliki akar yang kuat sehingga banyak dijadikan sebagai kaki meja dan perabotan lainnya.
4. Buah kecil memiliki rasa yang lebih manis dan segar daripada buah yang besar.
5. Rekor terbaru dalam memakan jeruk terbanyak adalah sebanyak 3000 buah di Kota Pontianak pada Oktober 2010.
6. Tugu jeruk terdapat di perbatasan Kota Tebas.
7. Sari buah jeruk sangat nikmat bila diminum pada cuaca panas.
Sumber : http://siangmalamonline.blogspot.com/2010/10/7-fakta-buah-jeruk.html
PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN BUAH JERUK
PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN BUAH JERUK
PENDAHULUAN
Secara
umum jeruk yang dihasilkan di dalam negeri mutunya terutama penampilan
buah masih kalah bersaing dengan jeruk impor sehingga harga jualnya juga
relatif lebih rendah. Masalah mendasar dari rendahnya mutu buah jeruk
pasca panen adalah memar, lewat masak saat panen, perubahan komposisi,
dan pembusukan. Penyebab utamanya adalah kegiatan panen dan penangann
pasca panennya belum memadai.
Sebagai contoh, kebiasaan petani yang
melakukan panen pada saat buah belum masak atau membiarkan buah
melampaui masak optimal di pohon karena untuk mendapatkan harga tinggi
atau karena sitem ijon. Kondisi ini ini diperparah oleh minimnya
penanganan paska panen yang dilakukan oleh petani maupun pedagang buah
sehingga mutu buah (penampilan, kesehatan, kandungan gizi) sangat
beragam dan cenderung kurang memuaskan konsumen.
Buah
jeruk setelah dipetik masih melakukan proses fisiologis yaitu respirasi
dan transpirasi yang menyebabkan perubahan kandungan zat-zat dalam
buah. Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik (substrat) menjadi CO2, H2O
dan energi. Sedangkan transpirasi adalah proses kehilangan air melalui
penguapan. Substrat yang penting dalam respirasi meliputi karbohidrat,
beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa; asam
organik; dan protein.
Berdasarkan ketersediaan O2,
respirasi dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu respirasi aerob
dan respirasi anaerob. Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang
membutuhkan O2, sebaliknya respirasi anaerob merupakan proses repirasi
yang berlangsung tanpa membutuhkan O2. Respirasi anaerob sering disebut
juga dengan nama fermentasi. Respirasi aerob pada buah tropis
digambarkan dengan reaksi berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + 678kal
Berdasarkan
pola respirasinya, buah dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu buah
klimakterik dan non klimakterik. Buah klimakterik adalah buah yang
mengalami kenaikan produksi CO2 secara
mendadak, kemudian menurun secara cepat. Buah klimakterik mengalami
peningkatan laju respirasi pada akhir fase kemasakan, sedang pada buah
non klimakterik tidak terjadi peningkatan laju respirasi pada akhir fase
pemasakan. Buah jeruk termasuk non klimaterik,
sebaiknya panen dilakukan sebelum akhir fase kemasakan buah agar daya
simpannya lebih lama.
Adanya respirasi menyebabkan buah menjadi masak
dan tua yang ditandai dengan proses perubahan fisik, kimia, dan biologi
antara lain proses pematangan, perubahan warna, pembentukan aroma dan
kemanisan, pengurangan keasaman, pelunakan daging buah dan pengurangan
bobot. Laju respirasi dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui
daya simpan sayur dan buah setelah panen. Semangkin tinggi laju
respirasi, semakin pendek umur simpan. Bila proses respirasi berlanjut
terus, buah akan mengalami kelayuan dan akhirnya terjadi pembusukan yang
sehingga zat gizi hilang.
Laju
respirasi buah dan sayuran dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor
luar. Faktor dalam yang mempengaruhi respirasi adalah tinggkat
kedewasaan, kandungan substrat, ukuran produk, jenis jaringan dan
lapisan alamiah seperti lilin, ketebalan kulit dan sebagainya. Sedangkan
faktor luar yang mempengaruhi adalah suhu, konsentrasi gas CO2 dan O2 yang tersedia, zat-zat pengatur tumbuh, dan kerusakan yang ada pada buah.
Penanganan Paska panen
Aktivitas
panen dan penanganan seperti teknik pemanenan yang kurang tepat,
sortasi yang tidak baik, pengemasan dan pengepakan, pengangkutan dan
penyimpanan yang kurang diperhatikan serta adanya serangan hama dan
penyakit dapat menyebabkan kerusakan buah jeruk hingga sekitar 25%.
Untuk menghasilkan jeruk bermutu tinggi, alur penanganan panen hingga
pemasaran yang perlu diterapkan adalah sebagai berikut :
Panen
Umur
buah/tingkat kematangan buah yang dipanen, kondisi saat panen, dan cara
panen merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi mutu jeruk. Umur
buah yang optimum untuk dipanen adalah sekitar 8 bulan dari saat bunga
mekar. Ciri-ciri buah yang siap dipanen : jika dipijit tidak terlalu
keras; bagian bawah buah jika dipijit terasa lunak dan jika dijentik
dengan jari tidak berbunyi nyaring, warnanya menarik (muncul warna
kuning untuk jeruk siam), dan kadar gula (PTT) minimal 10%. Kadar gula
dapat ditentukan dengan alat hand refraktometer di
kebun.
Dalam satu pohon, buah jeruk tidak semuanya dapat dipanen
sekaligus, tergantung pada kematangannya. Jeruk termasuk buah yang
kandungan patinya rendah sehingga bila dipanen masih muda tidak akan
menjadi masak seperti mangga. Jika panen dilakukan setelah melampaui
tingkat kematangan optimum atau buah dibiarkan terlalu lama pada pohon,
sari buah akan berkurang dan akan banyak energi yang dikuras dari pohon
sehingga mengganggu kesehatan tanaman dan produksi musim berikutnya.
Panen yang tepat adalah pada saat buah telah masak dan belum memasuki
fase akhir pemasakan buah. Dalam penyimpanan, rasa asam akan berkurang
karena terjadi penguraian persenyawaan asam lebih cepat dari pada
peruraian gula.
Kerusakan
mekanis selama panen bisa menjadi masalah yang serius, karena kerusakan
tersebut menentukan kecepatan produk untuk membusuk, meningkatnya
kehilangan cairan dan meningkatnya laju respirasi serta produksi etilen
yang berakibat pada cepatnya kemunduran produk. Panen dapat dilakukang
dengan tangan maupun gunting. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
panen jeruk :
- Jangan melakukan panen sebelum embun pagi lenyap.
- Tangkai buah yang terlalu panjang akan melukai buah jeruk yang lain sehingga harus di potong di sisakan sekitar 2 mm dari buah.
- Panen buah di pohon yang tinggi harus menggunakan tangga, agar cabang dan ranting tidak rusak.
- Jangan memanen buah dengan cara memanjat pohon, karena kaki kotor dapat menyebarkan penyakit pada pohon
- Pemanen buah dilengkapi dengan keranjang yang dilapisi karung plastik atau kantong yang dapat digantungkan pada leher.
- Wadah penampung buah terbuat dari bahan yang lunak, bersih, dan buah diletakkan secara perlahan. Krat walau biaya awalnya mahal, bisa ditumpuk, bertahan lama, dapat dipakai berulang-ulang dan mudah dibersihkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jeruk yang cara pengambilanya berhati-hati dan disimpan pada temperatur kamar 23-31oC
selama 3 minggu, yang busuk mencapai 7 %; buah yang dijatuhkan diatas
lantai yang busuk sebanyak 12 %; buah yang dipetik basah yang busuk
sebesar 21 %; buah yang dipetik terlalu masak yang busuk sebanyak 29 %;
buah yang terkena sinar matahari selama satu hari yang busuk sebanyak
38 %.
2. Sortasi dan Pencucian
Sortasi
atau seleksi merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan setelah panen
yang umumnya dikerjakan di bangsal pengemasan atau di kebun dengan
tujuan memisahkan buah yang layak dan tidak layak untuk dipasarkan
(busuk, terserang penyakit, cacat, terlalu muda/tua dan lain-lain).
Sortasi juga dilakukan untuk memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan
oleh pemerintah atau pasar. Setelah sortasi, buah jeruk dicuci untuk
membersihkan kotoran dan pestisida yang masih menempel pada permukaan
kulit buah. Buah direndam dalam air yang dicampur deterjen atau cairan
pembersih 0,5-1 %, kemudian digosok pelan-pelan menggunakan lap halus
atau sikat lunak jangan sampai merusak kulit. Selanjutnya buah dibilas
dengan air bersih, dikeringkan menggunakan lap lunak dan bersih atau
ditiriskan.
3. Pemutuan
Pemutuan
atau grading dilakukan setelah sortasi dan pencucian untuk
mengelompokan buah berdasarkan mutu yaitu, ukuran, berat, warna, bentuk,
tekstur, dan kebebasan buah dari kotoran atau bahan asing. Peranan
penerintah tidak hanya terbatas pada bidang pemasaran saja. Tetapi yang
paling penting ialah penetapan standarisasi buah, yang mencakup kualitas
buah. Sehubumgan dengan standarisasi buah tersebut, Standar Nasional
Indonesia (SNI) menggolongkan buah jeruk kedalam 4 kelas berdasarkan
bobot atau diameter buah (Tabel 1).
Tabel 1. Kriteria Jeruk Keprok, termasuk Jeruk Siam (SNI 01-3165-1992)
Kelas | Bobot (g) | Diameter (cm) |
A | ≥ 151 | ≥ 71 |
B | 101 – 150 | 61 -70 |
C | 51 – 100 | 51 -60 |
D | ≤ 50 | 40 – 50 |
4. Pelilinan
Beberapaa
jenis buah secara alami dilapisi oleh lilin yang berfungsi sebagai
pelindung terhadap serangan fisik, mekanik, dan mikrobiologis. Pelapisan
lilin pada buah-buahan sebenarnya adalah menggantikan dan menambah
lapisan lilin alami yang terdapat pada buah yang sebagian besar hilang
selama penanganan karena lapisan lilin yang menutupi pori-pori buah
dapat menekan respirasi dan transpirasi sehingga daya simpan buah lebih
lama dan nilai jualnya lebih baik. Manfaat lainnya adalah meningkatkan
kilau dan menutupi luka atau goresan pada permukaan kulit buah sehingga
penampilannya menjadi lebih baik.
Pelilinan terhadap buah jeruk segar
pertama kali dikenal sejak abad 12-13 oleh bangsa Cina, tetapi pada saat
itu tanpa memperhatikan adanya efek-efek respirasi dan tranpirasi
sehingga lapisan lilin yang terbentuk terlalu tebal, mengakibatkan
respirasi anaerob (fermentasi) dan menghasilkan jeruk yang masam dan
busuk. Oleh karena itu, pelilinan harus diupayakan agar pori-pori kulit
buah tidak tertutupi sama sekali agar tidak terjadi kondisi anaerob di
dalam buah. Sebaliknya, jika lapisan lilin terlalu tipis hasilnya
kurang efektif mengurangi laju respirasi dan transpirasi. Dibandingkan
dengan pendinginan. aplikasi lilin kurang efektif dalam menurunkan laju
respirasi sehingga pelilinan banyak dilakukan untuk melengkapi
penyipanan dalam suhu dingin.
Lilin
yang digunakan dapat berasal dari berbagai sumber seperti tanaman,
hewan, mineral maupun sintetis. Kebanyakan formula lilin dipersiapkan
dengan satu atau lebih bahan seprti beeswax, parafin wax, carnauba wax
(secara alami didapat dari carnauba palm) dan shellac (lilin dari
insekta). Syarat lilin yang digunakan : tidak mempengaruhi bau
dan rasa buah, cepat kering, tidak lengket, tidak mudah pecah, mengkilap
dan licin, tipis, tidak mengandung racun, harga murah dan mudah
diperoleh. Syarat komoditi yang dilapisi adalah segar (baru dipanen) dan
bersih, sehat (tidak terserang hama/penyakit), dan ketuaan cukup. Lilin
yang banyak digunakan adalah lilin lebah yang diemulsikan dengan
konsentrasi 4 – 12%. Air yang digunakan tidak boleh menggunakan air
sadah karena garam-garam yang terkandung dalam air tersebut dapat
merusak emulsi lilin. Aplkasinya dapat dilakukan dengan, penyemprotan,
pencelupan, atau pengolesan.
Untuk
membuat emulsi lilin standar 12 % diperlukan lilin lebah 120 g, asam
oleat 20 g, triethanol amin (TEA) 40 g dan air panas 820 cc. Lilin
dipanaskan dalam panci sampai mencair, kemudian dimasukkan dalam
blender. Selanjutnya dituang sedikit demi sedikit asam oleat, TEA dan
air panas, larutan diblender 2-5 menit agar tercampur dengan sempurna
kemudian emulsi lilin didinginkan. Emulsi lilin dapat digunakan setelah
proses pendinginan selesai dilaksanakan.
Sebenarnya
pelilinan buah-buahan itu tidak mengandung racun karena menggunakan
lilin lebah dan konsentrasinya pelilinannya sedikit sekali. Yang paling
dikuatirkan buah-buahan itu rawan kandungan pestisida kemudian terlapisi
lilin sehingga pestisidanya masih menempel pada buah. Kandungan
pestisida inilah yang sangat berbahaya bila sampai termakan, bisa
menyebabkan banyak penyakit diantaranya kanker, leukimia, tumor,
neoplasma indung telur dll.
5. Labeling dan Pengemasan
Pengemasan
buah bertujuan melindungi buah dari luka, memudahkan pengelolaan
(penyimpanann, pengangkutan, distribusi), mempertahankan mutu,
mempermudah perlakuan khusus, dan memberikan estetika yang menarik
konsumen. Kemasan dan lebel jeruk perlu di desain sebaik mungkin baik
warna dan dekorasinya karena kemasan yang bagus dapat menjadi daya daya
tarik bagi konsumen.
Bila
jeruk akan dikirim keluar kota, buah jeruk yang diangkut dengan peti
akan lebih aman dari pada dengan keranjang bambu atau karung karena
keranjang atau karung tidak dapat meredam goncangan selama
penggangkutan.
Peti jeruk harus di paku kuat-kuat, bagian ujung dan tengah-tengahnya diikat tali kawat atau bahan pengikat kain yang kuat. Bahan peti dipilih yang ringan dan murah misalnya kayu senggon laut (albazia falcata) atau kayu pinus. Bentuk peti disesuaikan dengan bak angkutan, disarankan persegi panjang (60 x 30 x 30 cm) atau bujur sanggkar (30 x 30 x 30 cm), tebal papan 0,5 cm, lebar 8 cm, jarak antar 1,5 cm agar udara di dalam peti tidak lembab tetapi juga tidak terlalu panas. Bobot maksimal setiap peti sebaiknya tidak melebihi 30 kg. Buah jeruk lebih baik jika dibungkus dengan kertas tissue (potongan/sobekan kertas) kemudian peti diberi tanda diantaranya yaitu nama barang, jumlah buah setiap peti, berat peti dan jeruk, kualitas, tanda merek dagang, daerah/negara asal.
6. Penyimpanan
Penyimpanan
buah jeruk bertujuan : memperpanjang kegunaan, menampung hasil panen
yang melimpah, menyediakan buah jeruk sepanjang tahun, membantu
pengaturan pemasaran, meningkatkan keuntungan financial, mempertahankan
kualitas jeruk yang disimpan. Prinsip dari perlakuan penyimpanan :
mengendalikan laju respirasi dan transpirasi, mengendalikan atau
mencegah penyakit dan perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki oleh
konsumen.
Penyimpanan
di ruang dingin dapat mengurangi aktivitas respirasi dan metabolisme,
pelunakan, kehilangan air dan pelayuan, kerusakan karena aktivitas
mikroba (bakteri, kapang/cendawan). Jeruk yang disimpan hendaknya bebas
dari lecet kulit, memar, busuk dan kerusakan lainnya. Untuk mendapatkan
hasil yang baik, suhu ruang penyimpanan dijaga agar stabil. Suhu optimum
untuk penyimpanan buah jeruk adalah 5 – 10oC. Jika suhu terlalu rendah dapat menyebabkan kerusakan buah (chiling injury).
Jika kelembaban rendah akan terjadi pelayuan atau pengkeriputan dan
jika terlalu tinggi akan merangsang proses pembusukan, terutama apabila
ada variasi suhu dalam ruangan. Kelembaban nisbi antara 85-90%
diperlukan untuk menghindari pelayuan dan pelunakan pada beberapa jenis
sayuran. Beberapa produk bahkan memerlukan kelembaban sekitar 90-95%.
Kelembaban udara dalam ruangan pendinginan dapat dipertinggi antara lain
dengan cara menyemprot lantai dengan air. Kelembaban yang tepat akan
menjamin tingkat keamanan bahan yang disimpan terhadap pertumbuhan
mikroba. Sirkulasi udara diperlukan secukupnya untuk membuang panas yang
berasal dari hasil respirasi atau panas yang masuk dari luar.
Sumber : http://yusufsila-tumbuhan.blogspot.com/2011/07/penanganan-panen-dan-pasca-panen-buah.html
Jeruk Lokal Segera Diproteksi
Jeruk Lokal Segera Diproteksi
Jumat, 11 Mei 2012
BANYUWANGI – Guna meningkatkan kesejahteraan para petani jeruk di
wilayahnya, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi segera melakukan langkah
konkrit yang pro petani. Yakni akan mengeluarkan Peraturan Bupati agar
semua acara yang digelar pemerintah daerah yang menyajikan buah jeruk
wajib menggunakan jeruk lokal.Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjelaskan bahwa langkah proteksi ini untuk melindungi para petani buah lokal kita dari serbuan buah-buahan impor yang mulai membanjiri pasar dalam negeri. “Untuk buah-buahan kita akan segera proteksi buah rakyat. Kita akan siapkan perbup agar seluruh acara pemerintah daerah, camat maupun lurah tidak boleh membeli jeruk impor.
Parsel-parsel yang biasanya untuk orang sakit harus pake jeruk lokal, tidak boleh pake buah impor. Insyallah, jeruk Banyuwangi akan laku semua,” tegas Bupati Anas saat melaunching Gerakan 10.000 Kolam Pekarangan, Selasa (8/5). Bupati pun bertekad bahwa hal ini akan dijadikan sebagai gerakan rakyat.
Jeruk Banyuwangi merupakan jenis jeruk siam, dengan produksi pada tahun 2011 mencapai 103.268 ton, meningkat dibanding tahun 2010 lalu yang sebesar 78.853,9 Ha. Luasan lahan panen keseluruhan mencapai 36.616,8 Ha yang tersebar di Kec. Bangorejo, Tegaldlimo, Purwoharjo, Cluring, Pesanggaran, Siliragung, dan Muncar.
Langkah Bupati ini mendapat tanggapan positif dari pedagang jeruk yang ada di Banyuwangi. Sulaiman, pedagang jeruk yang mangkal di Perempatan Untag Banyuwangi menyatakan bahwa dirinya senang dengan langkah Bupati yang akan menggalakkan konsumsi jeruk lokal. Sulaiman yang berjualan jeruk impor asal Cina selain jeruk lokal menuturkan bahwa konsumennya lebih mencari jeruk lokal Banyuwangi. “Banyak yang beli jeruk lokal karena rasanya lebih segar dan airnya banyak dibanding jeruk yang kuning-kuning tersebut,” ujar Sulaiman. (HUMAS PROTOKOL)
Sumber : http://www.banyuwangikab.go.id/berita-daerah/jeruk-lokal-segera-diproteksi.html
Jeruk Organik sangat menguntungkan
Rudin Barus: Kini Kami dapat Tersenyum Berkat Jeruk Organik
"Sekarang kami para petani organik dapat tersenyum, bahkan tertawa" ungkap Rudin Barus (37 th) membuka percakapan kami di kebun jeruk dan kopi miliknya yang luasnya hanya setengah hektar di Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo.
"Bila harga jeruk dapat bertahan diangka Rp. 2.000,- per kilogram maka kami sudah untung banyak, apa lagi kalau harganya bisa naik, imbuhnya. Waktu kami masih bertani dengan cara konvensional, walaupun harga jeruk naik tapi kami tetap saja berhutang karena menanggung biaya produksi yang sangat besar."
Rudin Barus sehari-harinya lebih dikenal dengan sebutan Pak Rona. Dalam perhitungannya, dalam satu tahun ia membutuhkan biaya sebesar Rp. 9.700.000,- untuk bertani secara konvensional pada lahannya yang setengah hektar itu. Namun saat ini, setelah ia beralih pada pola pertanian organik, ia hanya butuh biaya sebesar Rp. 2.640.000,- Keuntungan yang ia peroleh berlipat lantaran pengeluaran untuk biaya produksi dapat diminimalisir sekecil mungkin.
"Dulu kami dianggap orang ’gila’ karena bertani dengan cara yang tidak lazim. Tapi kami terus berupaya untuk dapat membuktikan bahwa apa yang kami lakukan merupakan langkah yang baik. Kami percaya bahwa dengan bertani organik, maka akan ada penurunan pengeluaran dalam usaha tani. Sehingga kami tidak perlu lagi berhutang kepada tengkulak dan toko-toko saprodi. Dengan tidak berhutang lagi, kami dapat mempertahankan lahan yang sekarang kami miliki.
Kalau sudah begitu, maka kami tidak perlu lagi merambah hutan untuk membuka ladang baru. Bila hutan kami tidak dirambah lagi, pola pertanian yang kami lakukan dapat terus berlanjut karena sebagaian besar bahan untuk obat-obatan dan pestisida nabati ada di dalam hutan. Maka dengan demikian, kami juga bertanggung jawab untuk pelestarian hutan," imbuhnya.
Kini Pak Rona dan kawan-kawannya bahkan menganggap diri mereka sebagai orang-orang ’gila’, singkatan dari Gerakan Insan Lestarikan Alam. Penjelasan pak Rona menjadi masuk akal karena wilayah desanya merupakan satu dari beberapa desa yang terdapat di pinggiran Tahura Bukit Barisan, tepatnya di kawasan Sub DAS Lau Biang. (Sub DAS Lau Biang merupakan salah satu kawasan penting di Hulu DAS Wampu yang airnya terus mengalir ke hilir di Kabupaten Langkat-red).
Ia bersama kelompok masyarakat dari desa-desa di sekitar Tahura Bukit Barisan telah pula melakukan aksi-aksi lapangan untuk pelestarian Tahura Bukit Barisan melalui wadah Forum Konservasi Tahura Bukit Barisan (FKT). Selain mengembangkan pola bertani organik, FKT juga terlibat dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan rehabilitasi lahan serta kampanye konservasi.
(Syafrizaldi, ESP Sumut)
Sumber : http://www.organicindonesia.org/05infodata-news.php?id=115
SADRAH SEMBIRING, SANG PENANGKAR BIBIT JERUK BERKUALITAS
SADRAH SEMBIRING, SANG PENANGKAR BIBIT JERUK BERKUALITAS
Membantu petani di Indonesia khususnya di daerah sentra
penghasil tanaman jeruk, Sadrah penangkar bibit jeruk selalu siap
menyediakan sebanyak 100.000 batang bibit. Meski hanya mendapatkan laba
yang sedikit sekitar Rp 10 juta dalam waktu dua tahun, namun pria
berusia 46 tahun ini terus mengembangkan penangkaran bibitnya di atas
lahan seluas dua hektare dengan varietas bibit jeruk siam madu yang
ditangkarkannya sejak tahun 1997.
Hari mulai siang, panas matahari saat itu kian terasa menyengat kulit. Namun suasana di penangkaran jeruk milik Sadrah Sembiring yang dikelilingi pohon jeruk yang menghijau mampu menyegarkan mata dan mengalahkan teriknya mentari kala itu.
Saat MedanBisnis berkunjung ke Rika Horti penangkaran jeruk milik Sadrah di Desa Kubucolia, Kecamatan Dolat Rayat, Kabupaten Karo, terlihat dengan jelas puluhan ribu batang bibit jeruk hasil okulasi yang tersusun rapi dan yang siap tanam. Tidak hanya itu, juga terlihat bedengan untuk pembibitan benih jeruk Javanese citrus (JC) yang akan dijadikan sebagai batang bawah.
Dulu, Sadrah masih menangkarkan dalam jumlah yang sedikit dan hanya untuk kalangan sendiri. Namun karena permintaan petani yang mulai banyak membuat Sadrah tak bisa menolak dan mulai memutuskan untuk menangkarkan bibit jeruk varietas siam madu dalam jumlah yang besar pula.
“Permintaan bibit ini semakin banyak, karena menanam jeruk itu masih berpotensi dan peluang besar mendapatkan keuntungan,” ujarnya yang terus menyadari peluang usaha di balik penangkaran jeruk miliknya dan membentuk kelompok tani penangkar jeruk dengan nama kelompok tani Kubucolia.
Pada tahun 1999, varietas siam madu akhirnya dilepas sebagai varietas unggul nasional berdasarkan SK Menteri Pertanian No.762/KPTS/TP.240/6/99. Sejak saat itu, bibit jeruk keluaran kelompok tani Kubucolia mendapat sertifikat label biru dari Balai Pengawasan dan Setifikasi Benih (BPSB) Dinas Pertanian Sumut.
Sejak tahun 1999 hingga kini, Sadrah memperkirakan sudah ratusan ribu batang bibit jeruk yang keluar dari penangkaran jeruk miliknya. Meski tak ada data valid dalam pembukuan seyogianya sebuah perusahaan, namun dari banyaknya hasil yang dikerjakan setiap harinya, Sadrah memperkirakan hasil bibit jeruk yang keluar sudah mencapai ratusan ribu.
Tak hanya petani di sekitar Tanah Karo yang datang memesan bibit ke penangkaran Sadrah, tapi juga
dari luar daerah seperti Pakpak Bharat, Sidikalang, Sipirok, Tapanuli Utara, Humbahas dan daerah lainnya.
Bibit yang ditangkarkan di Rika Horti tidak hanya dibeli oleh petani antar-kabupaten di Sumut, bahkan sudah mulai lintas propinsi seperti Propinsi Sumatera Barat dan Sumatera Selatan. Bibit jeruk dengan menggunakan JC sebagai batang bawah akan lebih bagus kalau ditanam di daerah dataran tinggi. Tapi jika dipaksakan ditanam di daerah medium dan rendah, rasa buahnya tidak akan semanis jeruk yang ditanam di dataran tinggi, bahkan warnanya juga tidak akan sama.
“Saat ini sudah hampir 90 ribu batang bibit sudah diorder. Kita akan menangkarkan bibit sebanyak-banyaknya sesuai dengan permintaan. Tapi biasanya pertahun kami menghasilkan 100.000 batang bibit,” katanya.
Untuk membantunya menangkarkan bibit jeruk berkualitas, Sadrah telah mempekerjakan 5 orang karyawan tetap di penangkaran miliknya. Jadi, keuntungan dan manfaat dari penangkaran ini tidak hanya dirasakan keluarganya, tapi bisa menjadi berkat bagi banyak orang terutama bagi para karyawan yang telah bekerja.
Kini, di penangkaran miliknya atau yang lebih dikenal dengan usaha dagang Rika Horti, Sadrah tidak hanya menangkarkan jeruk varietas siam madu, tapi juga menangkarkan varietas Keprok Berastepu yang juga telah dilepas menjadi varietas unggul nasional pada tahun 2008 lalu berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 443/KPTS/SR.120/4/2008.
“Untuk jeruk keprok berastepu ini masih baru dan minat petani untuk bertanam varietas tersebut juga masih tergolong rendah. Meskipun sebenarnya kualitas rasanya tidak kalah dengan jeruk siam madu. Bahkan untuk aroma, jeruk berastepu justru lebih wangi dan khas dibandingkan dengan jeruk siam madu,” ucapnya.
Harga jual bibit jeruk ini, diungkapkan Sadrah, mencapai Rp 20.000 perbatang untuk bibit usia 6 bulan dengan panjang batang 30 cm hingga 40 cm. Bibit dengan usia 3 hingga 6 bulan ini idealnya akan berbuah dalam kurun waktu sekitar 3 tahun setelah pertanaman dilakukan. Sedangkan untuk bibit usia 9 hingga 12 bulan dijual seharga Rp 50.000 per batang dengan panjang 1 meter dan penanaman biasanya akan berbuah dalam kurun waktu 2 tahun.
“Jika tidak terkendala dengan modal, saya lebih menyarankan agar petani membeli bibit usia 9 hingga 12 bulan, karena selain proses pertumbuhannya lebih cepat, petani juga akan beruntung karena akan memangkas waktu dan biaya perawatan selama satu tahun,” terang Sadrah.
Untuk modal yang harus dikeluarkannya menghasilkan bibit jeruk berkualitas, diungkapkan Sadrah berkisar Rp 10.000 perbatang. Jadi, jika harga jual bibit Rp 20.000 perbatang, maka dalam setahun diakuinya ia bisa memperoleh keuntungan Rp 100 juta. Meski keuntungan sedikit, namun tidak membuatnya pesimis karena permintaan bibit jeruk terus ada dan diproyeksikan bertambah.
Petani di Sumut sendiri, tambahnya masih semangat menanam jeruk khususnya daerah-daerah dataran tinggi karena jeruk asal Sumut masih mempunyai pasar luas di Indonesia bahkan hingga ke luar negeri.
“Tinggal bagaimana petani mengembangkan tanaman hingga menghasilkan buah yang berkualitas dan layak jual hingga ke luar negeri. Untuk hama dan penyakit tanaman juga dapat dikendalikan, asal petani dapat serius melakukannya dengan berbagai cara tradisional dan hemat anggaran,” pungkasnya. (yuni naibaho)
sumber: http://www.medanbisnisdaily.com
Sumber : http://www.sinabungjaya.com/?p=43135
Hari mulai siang, panas matahari saat itu kian terasa menyengat kulit. Namun suasana di penangkaran jeruk milik Sadrah Sembiring yang dikelilingi pohon jeruk yang menghijau mampu menyegarkan mata dan mengalahkan teriknya mentari kala itu.
Saat MedanBisnis berkunjung ke Rika Horti penangkaran jeruk milik Sadrah di Desa Kubucolia, Kecamatan Dolat Rayat, Kabupaten Karo, terlihat dengan jelas puluhan ribu batang bibit jeruk hasil okulasi yang tersusun rapi dan yang siap tanam. Tidak hanya itu, juga terlihat bedengan untuk pembibitan benih jeruk Javanese citrus (JC) yang akan dijadikan sebagai batang bawah.
Dulu, Sadrah masih menangkarkan dalam jumlah yang sedikit dan hanya untuk kalangan sendiri. Namun karena permintaan petani yang mulai banyak membuat Sadrah tak bisa menolak dan mulai memutuskan untuk menangkarkan bibit jeruk varietas siam madu dalam jumlah yang besar pula.
“Permintaan bibit ini semakin banyak, karena menanam jeruk itu masih berpotensi dan peluang besar mendapatkan keuntungan,” ujarnya yang terus menyadari peluang usaha di balik penangkaran jeruk miliknya dan membentuk kelompok tani penangkar jeruk dengan nama kelompok tani Kubucolia.
Pada tahun 1999, varietas siam madu akhirnya dilepas sebagai varietas unggul nasional berdasarkan SK Menteri Pertanian No.762/KPTS/TP.240/6/99. Sejak saat itu, bibit jeruk keluaran kelompok tani Kubucolia mendapat sertifikat label biru dari Balai Pengawasan dan Setifikasi Benih (BPSB) Dinas Pertanian Sumut.
Sejak tahun 1999 hingga kini, Sadrah memperkirakan sudah ratusan ribu batang bibit jeruk yang keluar dari penangkaran jeruk miliknya. Meski tak ada data valid dalam pembukuan seyogianya sebuah perusahaan, namun dari banyaknya hasil yang dikerjakan setiap harinya, Sadrah memperkirakan hasil bibit jeruk yang keluar sudah mencapai ratusan ribu.
Tak hanya petani di sekitar Tanah Karo yang datang memesan bibit ke penangkaran Sadrah, tapi juga
dari luar daerah seperti Pakpak Bharat, Sidikalang, Sipirok, Tapanuli Utara, Humbahas dan daerah lainnya.
Bibit yang ditangkarkan di Rika Horti tidak hanya dibeli oleh petani antar-kabupaten di Sumut, bahkan sudah mulai lintas propinsi seperti Propinsi Sumatera Barat dan Sumatera Selatan. Bibit jeruk dengan menggunakan JC sebagai batang bawah akan lebih bagus kalau ditanam di daerah dataran tinggi. Tapi jika dipaksakan ditanam di daerah medium dan rendah, rasa buahnya tidak akan semanis jeruk yang ditanam di dataran tinggi, bahkan warnanya juga tidak akan sama.
“Saat ini sudah hampir 90 ribu batang bibit sudah diorder. Kita akan menangkarkan bibit sebanyak-banyaknya sesuai dengan permintaan. Tapi biasanya pertahun kami menghasilkan 100.000 batang bibit,” katanya.
Untuk membantunya menangkarkan bibit jeruk berkualitas, Sadrah telah mempekerjakan 5 orang karyawan tetap di penangkaran miliknya. Jadi, keuntungan dan manfaat dari penangkaran ini tidak hanya dirasakan keluarganya, tapi bisa menjadi berkat bagi banyak orang terutama bagi para karyawan yang telah bekerja.
Kini, di penangkaran miliknya atau yang lebih dikenal dengan usaha dagang Rika Horti, Sadrah tidak hanya menangkarkan jeruk varietas siam madu, tapi juga menangkarkan varietas Keprok Berastepu yang juga telah dilepas menjadi varietas unggul nasional pada tahun 2008 lalu berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 443/KPTS/SR.120/4/2008.
“Untuk jeruk keprok berastepu ini masih baru dan minat petani untuk bertanam varietas tersebut juga masih tergolong rendah. Meskipun sebenarnya kualitas rasanya tidak kalah dengan jeruk siam madu. Bahkan untuk aroma, jeruk berastepu justru lebih wangi dan khas dibandingkan dengan jeruk siam madu,” ucapnya.
Harga jual bibit jeruk ini, diungkapkan Sadrah, mencapai Rp 20.000 perbatang untuk bibit usia 6 bulan dengan panjang batang 30 cm hingga 40 cm. Bibit dengan usia 3 hingga 6 bulan ini idealnya akan berbuah dalam kurun waktu sekitar 3 tahun setelah pertanaman dilakukan. Sedangkan untuk bibit usia 9 hingga 12 bulan dijual seharga Rp 50.000 per batang dengan panjang 1 meter dan penanaman biasanya akan berbuah dalam kurun waktu 2 tahun.
“Jika tidak terkendala dengan modal, saya lebih menyarankan agar petani membeli bibit usia 9 hingga 12 bulan, karena selain proses pertumbuhannya lebih cepat, petani juga akan beruntung karena akan memangkas waktu dan biaya perawatan selama satu tahun,” terang Sadrah.
Untuk modal yang harus dikeluarkannya menghasilkan bibit jeruk berkualitas, diungkapkan Sadrah berkisar Rp 10.000 perbatang. Jadi, jika harga jual bibit Rp 20.000 perbatang, maka dalam setahun diakuinya ia bisa memperoleh keuntungan Rp 100 juta. Meski keuntungan sedikit, namun tidak membuatnya pesimis karena permintaan bibit jeruk terus ada dan diproyeksikan bertambah.
Petani di Sumut sendiri, tambahnya masih semangat menanam jeruk khususnya daerah-daerah dataran tinggi karena jeruk asal Sumut masih mempunyai pasar luas di Indonesia bahkan hingga ke luar negeri.
“Tinggal bagaimana petani mengembangkan tanaman hingga menghasilkan buah yang berkualitas dan layak jual hingga ke luar negeri. Untuk hama dan penyakit tanaman juga dapat dikendalikan, asal petani dapat serius melakukannya dengan berbagai cara tradisional dan hemat anggaran,” pungkasnya. (yuni naibaho)
sumber: http://www.medanbisnisdaily.com
Sumber : http://www.sinabungjaya.com/?p=43135
Perbedaan Jeruk Ponkam dan Jeruk Lukan/Lokam
Perbedaan Jeruk Ponkam dan Jeruk Lukan/Lokam
Haiyaaa!! Gong Xi Fat Choi!!!
Masih bersama pusat review kehidupan, UC hehehe.. kali ini UC mau review dua jenis jeruk impor asal negeri tiongkok yang membanjiri produk jeruk dalam negeri. Apalagi saat ini nih, sedang mau Imlek, makin ramai aja tiap mall dan hypermarket memajang jeruk2 ini.
Ya, jeruk kuning yang disupermarket selalu jadi rebutan ini memang gila-gilaan impornya. Eittss tapi UC gak akan bahas jeruk impor vs jeruk lokal ya. UC mau bahas bedanya dua jenis jeruk impor cina ini itupun tak batasin 2 jenis aja yaitu ponkam dan lokam yang berukuran M (medium). Ada banyak tipe lain soalnya, misal yang kecil-kecil alias Shantang pun ada berbagai jenis dan tingkat kemanisan berbeda. Ada yg warna agak oranye, ada dominasi kuning dengan daun, ada yang agak “besar” tapi masih kategori jeruk “mini”. Dan seterusnya.
Oke kita mulai dari nama. Ada ponkam/ponkan dan lokam/lokan/lukan. Dua-duanya asal negeri tirai bambu. Dua-duanya dikemas dengan kotak merah bergambar naga dan dua-duanya punya bentuk dan ukuran yang relatif sama. Bedanya? Kalau Ponkam biasanya jeruk tersebut dikemas satu-satu dengan plastik bening bertuliskan “ponkam”. Sedangkan yang tipe Lokan/Lukan plastiknya warna merah pudar dan lebih halus/soft. See the difference kan?
Harga? Hmm. sebenarnya sama.Tapi di beberapa hypermarket, ada harga awal Ponkam lebih mahal sebelum diskon. Akan tetapi, setelah diskon, semua harga sama. Saya kurang tau skema hypermarket seperti apa. Tapi setelah diskon, label menjadi –biasanya Rp 655 per-100 gr alias Rp 6550 per kilo. Beli satu kotak (10 kilogram) lebih murah. Rp 59xxxx alias tak sampai genap Rp 60.000 per-box.
Di pasar-pasar tradisional, stasiun KA dan terminal. Harga 1 pcs jeruk di banderol Rp 1000 sudah cukup menyenangkan pedagang. Bagi saya yg suka beli satu-an, duit Rp 1000 per jeruk yg dibeli juga masuk akal. Mengingat capeknya penjual dan nilai kandungan gizi dari 1 jeruk itu, wah seribu rupiah mah murah. Di toko buah mungkin tak telalu jauh beda. Jika Anda mendapati harga, setelah diitung2 ya jadinya per-buah lebih dari seribu rupiah. Nah, itu kemahalan.
Lalu mengapa ada perbedaan nih jeruk? Dari asalnya. Saya lupa nyatet tapi daerah asal si jeruk sepertinya berbeda. Misalnya di Indonesia, itu jeruk medan sama jeruk pontianak kali ya. Walaupun ngimpornya sama aja. Jatuhnya harga sama aja.
Bagaimana memilih jeruk yang baik? ya yang manis lah. #TepokJidat. Oke oke, lalu milih yang manis? ya diciciplah. #TepokJidatOrangYangNanya Baiklah.. lihat kondisi jeruk. Pori-pori yang agak besar dan warna yang lebih oranye jadi pilihan. Jangan lupa agak tekan untuk melihat kondisi apakah sudah ada bonyok (mungkin tergencet, sudah lama dan seterusnya). Yang kulitnya tebal juga jadi pilihan. Nah setelah itu masukkan ke kantong, timbang, bayar. Hehehe..
Tapi mau ponkam atau lokam? Kalau menurut pengalaman UC yang sudah mencoba 1 box besar Ponkam dan 1 box besar Lokam, cara selain mencicip dan memasukkan satu persatu, jeruk SUPER lebih manis dari ORIGINAL (atau tidak ditulis). Alamak, apalagi tuh? Ya kalau beli kotak-kotakan, lihat merknya dikotak, disebut Super atau Original. Kalau cuma ditulisnya Lukan atau Ponkam saja, itu original.
Selain itu, menurut UC, Lukan/Lokam lebih punya peluang semua isi kotaknya manis dibanding Ponkam.
Masih ingat dengan ciri-ciri Lukan? Ya, yang pembungkus butir2 jeruknya dengan plastik lembut merah pudar/transparan ya, bukan yang plastik kaku bermerk Ponkam. Kalau yang Ponkam, setelah dibuka, beberapa agak asam, dan memang Ponkam menurut pengalaman ada beberapa asam dan memang karakter Ponkam seperti itu. Manis Asem. Bagi yang suka “sensasi” rasa asem, silakan. Sedangkan yang Lukan, ada juga sih yang masam tapi gak sebanyak si Ponkam.
Sebagai catatan, ini kalau beli satu dus ya. Artinya memang probabilita yang manis-asam sama yang manis-thok ada. Dua-duanya saya temukan beberapa asam kok. Intinya beda-beda tipis sih heheeh.. tapi saya lebih suka yg Lukan sebab lebih sedikit yg asam (ini kebetulan dari 1 dus yang saya beli yaaa..).
Oya sebenarnya gak saklek juga dua jenis tersebut perbedaan pengemasan plastiknya. Ini yang saya ketahui aja ya di Indonesia. Misalnya ada juga yang kemasan plastiknya agak lain dan warna jeruknya lebih ke kekuning-kuningan dan itu diklaim lukan juga. Seperti contoh dibawah ini :
Oke, itu saja review UC. Silakan berbelanja jeruk mandarin! Maaf kalau ada yang salah, review ini murni dari pengalaman penulis hehe..
Masih bersama pusat review kehidupan, UC hehehe.. kali ini UC mau review dua jenis jeruk impor asal negeri tiongkok yang membanjiri produk jeruk dalam negeri. Apalagi saat ini nih, sedang mau Imlek, makin ramai aja tiap mall dan hypermarket memajang jeruk2 ini.
Ya, jeruk kuning yang disupermarket selalu jadi rebutan ini memang gila-gilaan impornya. Eittss tapi UC gak akan bahas jeruk impor vs jeruk lokal ya. UC mau bahas bedanya dua jenis jeruk impor cina ini itupun tak batasin 2 jenis aja yaitu ponkam dan lokam yang berukuran M (medium). Ada banyak tipe lain soalnya, misal yang kecil-kecil alias Shantang pun ada berbagai jenis dan tingkat kemanisan berbeda. Ada yg warna agak oranye, ada dominasi kuning dengan daun, ada yang agak “besar” tapi masih kategori jeruk “mini”. Dan seterusnya.
Oke kita mulai dari nama. Ada ponkam/ponkan dan lokam/lokan/lukan. Dua-duanya asal negeri tirai bambu. Dua-duanya dikemas dengan kotak merah bergambar naga dan dua-duanya punya bentuk dan ukuran yang relatif sama. Bedanya? Kalau Ponkam biasanya jeruk tersebut dikemas satu-satu dengan plastik bening bertuliskan “ponkam”. Sedangkan yang tipe Lokan/Lukan plastiknya warna merah pudar dan lebih halus/soft. See the difference kan?
Harga? Hmm. sebenarnya sama.Tapi di beberapa hypermarket, ada harga awal Ponkam lebih mahal sebelum diskon. Akan tetapi, setelah diskon, semua harga sama. Saya kurang tau skema hypermarket seperti apa. Tapi setelah diskon, label menjadi –biasanya Rp 655 per-100 gr alias Rp 6550 per kilo. Beli satu kotak (10 kilogram) lebih murah. Rp 59xxxx alias tak sampai genap Rp 60.000 per-box.
Di pasar-pasar tradisional, stasiun KA dan terminal. Harga 1 pcs jeruk di banderol Rp 1000 sudah cukup menyenangkan pedagang. Bagi saya yg suka beli satu-an, duit Rp 1000 per jeruk yg dibeli juga masuk akal. Mengingat capeknya penjual dan nilai kandungan gizi dari 1 jeruk itu, wah seribu rupiah mah murah. Di toko buah mungkin tak telalu jauh beda. Jika Anda mendapati harga, setelah diitung2 ya jadinya per-buah lebih dari seribu rupiah. Nah, itu kemahalan.
Lalu mengapa ada perbedaan nih jeruk? Dari asalnya. Saya lupa nyatet tapi daerah asal si jeruk sepertinya berbeda. Misalnya di Indonesia, itu jeruk medan sama jeruk pontianak kali ya. Walaupun ngimpornya sama aja. Jatuhnya harga sama aja.
Bagaimana memilih jeruk yang baik? ya yang manis lah. #TepokJidat. Oke oke, lalu milih yang manis? ya diciciplah. #TepokJidatOrangYangNanya Baiklah.. lihat kondisi jeruk. Pori-pori yang agak besar dan warna yang lebih oranye jadi pilihan. Jangan lupa agak tekan untuk melihat kondisi apakah sudah ada bonyok (mungkin tergencet, sudah lama dan seterusnya). Yang kulitnya tebal juga jadi pilihan. Nah setelah itu masukkan ke kantong, timbang, bayar. Hehehe..
Tapi mau ponkam atau lokam? Kalau menurut pengalaman UC yang sudah mencoba 1 box besar Ponkam dan 1 box besar Lokam, cara selain mencicip dan memasukkan satu persatu, jeruk SUPER lebih manis dari ORIGINAL (atau tidak ditulis). Alamak, apalagi tuh? Ya kalau beli kotak-kotakan, lihat merknya dikotak, disebut Super atau Original. Kalau cuma ditulisnya Lukan atau Ponkam saja, itu original.
Selain itu, menurut UC, Lukan/Lokam lebih punya peluang semua isi kotaknya manis dibanding Ponkam.
Masih ingat dengan ciri-ciri Lukan? Ya, yang pembungkus butir2 jeruknya dengan plastik lembut merah pudar/transparan ya, bukan yang plastik kaku bermerk Ponkam. Kalau yang Ponkam, setelah dibuka, beberapa agak asam, dan memang Ponkam menurut pengalaman ada beberapa asam dan memang karakter Ponkam seperti itu. Manis Asem. Bagi yang suka “sensasi” rasa asem, silakan. Sedangkan yang Lukan, ada juga sih yang masam tapi gak sebanyak si Ponkam.
Sebagai catatan, ini kalau beli satu dus ya. Artinya memang probabilita yang manis-asam sama yang manis-thok ada. Dua-duanya saya temukan beberapa asam kok. Intinya beda-beda tipis sih heheeh.. tapi saya lebih suka yg Lukan sebab lebih sedikit yg asam (ini kebetulan dari 1 dus yang saya beli yaaa..).
Oya sebenarnya gak saklek juga dua jenis tersebut perbedaan pengemasan plastiknya. Ini yang saya ketahui aja ya di Indonesia. Misalnya ada juga yang kemasan plastiknya agak lain dan warna jeruknya lebih ke kekuning-kuningan dan itu diklaim lukan juga. Seperti contoh dibawah ini :
Oke, itu saja review UC. Silakan berbelanja jeruk mandarin! Maaf kalau ada yang salah, review ini murni dari pengalaman penulis hehe..
YLKI: Buah Impor Masuk ke Indonesia Harus Aman Untuk Dikonsumsi
YLKI: Buah Impor Masuk ke Indonesia Harus Aman Untuk Dikonsumsi
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumatera Utara berharap buah impor yang masuk dan beredar di Indonesia dapat dipastikan benar-benar aman untuk dikonsumsi dan tidak akan menimbulkan masalah dikemudian hari.
“Buah impor yang diperjualbelikan di negeri ini telah dianggap terjamin kualitas dan kesehatannya untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia,” kata Ketua YLKI Sumut Abubakar Siddik di Medan, Rabu, saat diminta komentarnya mengenai beredarnya buah-buahan dari luar negeri tersebut.
Dengan terjaminnya mutu dan kesehatan buah impor yang berasal dari negara asing itu, menurut dia, warga Indonesia yang mengkonsumsi makanan tersebut dapat terhindar dari segala penyakit.
“Kita tidak ingin dengan banjirnya berbagai jenis buah impor dari luar negeri ke tanah air ini, dapat menimbulkan masalah dan gangguan kesehatan bagi masyarakat yang memakannyal. Ini harus dapat kita cegah dan antisifasi, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Abubakar.
Dia mengatakan, jangan karena gemarnya warga terhadap buah-buahan yang datang dari China itu, dapat pula menimbulkan masalah terhadap kesehatan pengkonsumsinya.
Untuk dapat menghindari terjadinya gangguan kesehatan terhadap manusia, pihak Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Cabang Medan segera turun tangan ke lapangan meneliti mengenai buah-buahan dari luar negeri tersebut.
Buah-buahan yang diperjual belikan di pusat pasar, toko buah, dan Plaza itu harus diteli secara jelas, mana tahu ada dicampur dengan bahan pengawet berupa kimiawi yang dapat merusak kesehatan manusia.
“Petugas BBPOM Cabang Medan harus segera turun tangan ke lapangan dan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan dan Dinas Pertanian, karena institusi tersebut sangat berkompoten dengan buah yang masuk dari luar negeri itu,” ucap Abubakar.
Ia meminta BPPOM setempat agar jangan baru turun ke lapangan setelah adanya temuan mengenai buah-buahan yang bermasalah.
Kalau boleh, sebelum terjadi masalah, petugas BBPOM sudah mendeteksinya sehingga masyarakat tidak ada yang dirugikan.
Ketika ditanya jenis buah-buahan dari China yang masuk ke Indonesia, Abubakar mengatakan, buah jeruk, anggur, apel, pir, sankist, strowberry, dan buah-buah lainya,
Kehadiran buah-buah impor di Indonesia, menurut dia, jelas berdampak dan merugikan kepada petani buah, karena usaha mereka akan terganggu dan begitu juga pemasarannya.
Namun, katanya, pihak Pemerintah juga tidak bisa melarang atau mencegah masuknya buah impor tersebut, karena ini menyangkut kepentingan perdagangan internasional.
“Pemerintah Indonesia hanya bisa membatasi masuknya buah impor tersebut. Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian merupakan institusi pemerintah yang bertanggung jawab mengenai masuknya buah impor tersebut,” kata Abubakar.
Sumber : http://www.citizenjurnalism.com/world-news/indonesia/ylki-buah-impor-masuk-ke-indonesia-harus-aman-untuk-dikonsumsi/
Petani Terkendala Pemasaran Limau Kacang Solok Selatan
Petani Terkendala Pemasaran
Limau Kacang Solok Selatan
—
Jeruk
madu maupun limau kacang punya potensi jadi buah andalan dari Kabupaten
Solok Selatan. Buktinya, dua jenis jeruk itu berhasil dibudidayakan
oleh petani. Tapi sayang, mereka terbentur masalah pemasaran.
Penjualan
jeruk masih dalam skala lokal. Tidak sedikit juga petani yang menggelar
stand di pinggir jalan raya. Padahal, buah yang banyak mengandung
vitamin C itu cukup layak menjadi produk ekspor.
Antonius, panggilan Ucok, 32, salah seorang petani sukses menghasilkan jeruk dengan kualitas bagus. Saat ini, satu persatu jeruk miliknya sudah mulai siap dipetik. Bapak satu anak itu bersama istrinya, Warnijah, 32, terpaksa membangun pondok di pinggir jalan raya kawasan Pinangawan, Pauhduo. Tepat di depan kebun jeruk mereka. Pondok itulah tempat penjualan jeruk segar, nan manis menggoda itu.
Pantauan Padang Ekspres, Minggu (22/5), pengemudi maupun pengendara yang kebetulan lewat di sana, nyaris tidak luput berhenti, singgah di pondok itu. Membeli jeruk. Komentar mereka, “Manisnya segar, airnya pun banyak. Ndak rugi kalau awak bali limau di siko,” ujar salah seorang sopir truk yang memborong 5 kg jeruk tersebut.
Kapasitas jeruk yang dijualnya di pondok, berkisar 50-100 kg per hari. Sedangkan bila telah panen raya, diperkirakan 150 batang jeruk madu itu bakal menghasilkan sebanyak 1 ton. Hingga menjelang panen raya perdana, belum tergambar sedikitpun oleh Ucok, akan dijual kemana jeruknya nanti. Jenis jeruk yang bakal panen raya itu, yaitu jeruk madu dan limau kacang.
“Menjualnya ya di sini saja. Daripada susah-susah di bawa ke pasar harganya pun sama,” imbuh lelaki asli Brastagi itu.
Tawaran
memang pernah datang dari seorang pedagang pengumpul yang tak
dikenalnya. Orang itu, kata Ucok, berniat ingin memborong atau menjadi
pelanggan tetap. Tapi, harga yang ditawarkan jauh lebih rendah. Rp9 ribu
per kg. Sedangkan harga sehari-hari yang dijual pondoknya Rp13 ribu per
kg.
“Daripada harga rendah begitu, mending di sini saja bertahan. Tapi kalau ada yang mau membeli dengan harga yang sama dengan penjualan di sini, ya saya bersedia,” ujarnya.
Saat ditanya soal peran pemkab setempat terhadap petani jeruk, katanya, sejauh ini baru sebatas pembinaan dan pelatihan. Belum ada yang mengarah pada pemasaran. Masalah pemasaran dan penjualan jeruk, para petani masih berjalan sendiri-sendiri. Mengandalkan kemampuan berdagang sendiri.
“Sampai sekarang, masalah pemasarannya kita lakukan sendiri. Mudah-mudahan ada solusi, bagaimana supaya jeruk laku dijual dengan harga menguntungkan petani,” tutupnya. (*)
Sumber : http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=4587
Aneka macam Jeruk Impor di Pasar Dalam Negeri
Aneka macam Jeruk Impor di Pasar Dalam Negeri
Jeruk Ponkam
Asal Negara : Cina
1 dus (±10 Kg)
Ukuran: Ss = 96 pcs, S = 84 pcs, M = 68 pcs, L = 52 pcs
Perkiraan musim: Bulan November s.d Februari
Bentuknya bulat sedang kira-kira 6 sampai 9 cm, berbiji, rasanya manis. Hampir sama dengan Jeruk Santang Jeruk khas Imlek atau tahun baru Cina ini juga kaya akan vitamin C dan serat yang mampu membantu meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus menyehatkan pencernaan.
Jeruk Santang Polos
Asal Negara : Cina
1 keranjang (± 8 Kg)
Perkiraan ketersediaan : Bulan November s.d Februari
Bentuknya bulat kecil kira-kira 4 sampai 6 cm, berbiji (jeruk santang ini biasanya dikemas dengan keranjang), rasanya manis. Jeruk khas Imlek atau tahun baru Cina ini juga kaya akan vitamin C dan serat yang mampu membantu meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus menyehatkan pencernaan.
Jeruk Kino
Asal Negara : Pakistan
1 dus (±10 Kg)
Isi per karton: 52/60/72/80
Jeruk Baby Sugar
Asal Negara : Cina
1 Karton (± 10 Kg)
Perkiraan ketersediaan : Bulan November s.d Desember
Bentuknya bulat sedang tanpa biji rasanya manis. Jeruk khas Imlek atau tahun baru Cina ini juga kaya akan vitamin C dan serat yang mampu membantu meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus menyehatkan pencernaan.
1 Karton (± 10 Kg)
Perkiraan ketersediaan : Bulan November s.d Desember
Bentuknya bulat sedang tanpa biji rasanya manis. Jeruk khas Imlek atau tahun baru Cina ini juga kaya akan vitamin C dan serat yang mampu membantu meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus menyehatkan pencernaan.
Jeruk Murcott
Asal Negara : Argentina
1 dus (±10 Kg)
Isi per karton: 52/60/72/80
Jeruk Clemenvile
Asal Negara :Argentina, Uruguay
1 karton ±10 Kg
Jeruk, buah yang sangat populer, mudah diperoleh, dan relatif murah itu, ternyata mengandung banyak zat gizi yang baik bagi kesehatan dan pencegahan penyakit.
Jeruk telah lama dikenal sebagai buah dengan rasa segar dan bergizi baik. Selain sangat kaya vitamin dan mineral, ia juga mengandung serat makanan yang esensial (sangat diperlukan tetapi tidak dapat diproduksi dalam tubuh) bagi pertumbuhan dan berkembangan tubuh normal. Senyawa non-gizi yang dikandungnya ternyata juga membantu menurunkan risiko terkena beberapa jenis penyakit kronis, seperti kardiovaskuler, kanker, dan katarak.
Sayangnya, selama ini jeruk telanjur terkenal hanya sebagai sumber vitamin C. Padahal, buah bulat ini juga mengandung sederetan zat gizi esensial lainnya, yang meliputi karbohidrat (zat gula dan serat makanan), potasium, folat, kalsium, thiamin, niacin, vitamin B6, fosfor, magnesium, tembaga, riboflavin, asam pantotenat, dan senyawa fitokimia.
Sumber: digikidblogs.blogspot.com
Jeruk Santang Daun
Jeruk Santang Daun
Asal Negara : Cina
1 keranjang (± 8 Kg)
Perkiraan ketersediaan : Bulan November s.d Februari
Jeruk khas Imlek atau tahun baru Cina ini juga kaya akan vitamin C dan serat yang mampu membantu meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus menyehatkan pencernaan.
Asal Negara : Cina
1 keranjang (± 8 Kg)
Perkiraan ketersediaan : Bulan November s.d Februari
Jeruk khas Imlek atau tahun baru Cina ini juga kaya akan vitamin C dan serat yang mampu membantu meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus menyehatkan pencernaan.
Jeruk Sunkist
Asal Negara : Afrika Selatan
1 dus (±15 Kg)
Isi per karton: 52/60/72/80
Sumber : http://segarabadi.blogspot.com/search/label/Jeruk
Langganan:
Postingan (Atom)