...Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H.... Mohon maaf lahir dan batin...

Kamis, 31 Mei 2012

OPT Penyebab Buah Burik Kusam Pada Buah Jeruk

OPT Penyebab Buah Burik Kusam Pada Buah Jeruk


 
Kutu Sisik
Kutu menyerang daun, ranting dan buah, menyukai tempat-tempat yang terlindung, seperti di bagian bawah permukaan daun di sepanjang tulang daun.  Kutu Sisik mengeluarkan toksin saat menusuk pada tanaman. Daun yang terserang akan berwarna kuning, terdapat bercak-bercak klorotis dan seringkali membuat daun menjadi gugur.  Serangan berat akan mengakibatkan ranting dan cabang menjadi kering serta terjadi retakan-retakan pada kulit. Jika serangan terjadi di sekeliling pangkal buah, akan menyebabkan buah gugur.  Akibat serangan pada buah dapat menurunkan kualitas, karena kotor dan bila dibersihkan meninggalkan bercak-bercak hijau atau kuning pada kulit buah.
 
Embun Tepung (Powdery mildew)
Patogen : Oidium tingitanium Carter.
Penyebarannya di semua pertanaman jeruk  di Indonesia, terutama pada musim kemarau yang lembab. Gejala ditunjukkan dengan adanya tanda lapisan tepung putih pada bagian atas daun, yang dapat menyebabkan daun malformasi (mengering akan tetapi tidak gugur).  Lapisan tepung putih ini adalah masa konidia jamur.  Fase kritis serangan adalah periode pertunasan dan daun muda yang sedang tumbuh, buah muda yang terserang mudah gugur.
 
Kudis (Scab)
Patogen : Spaceloma fawcetti jenkins.
Agroklimat yang menyebabkan tanaman inang rentan terjadi penyakit kudis adalah dataran tinggi basah dan dataran rendah basah. Gejala terlihat dengan adanya bercak kecil jernih pada daun dan helaian daun, kemudian berkembang menjadi semacam gabus berwarna kuning/coklat. Infeksi hanya terbatas pada salah satu permukaan daun saja.  Ukuran bercak lebih besar daripada kanker jeruk. Serangan parah menyebabkan pertumbuhan kerdil dan deformasi titik tumbuh.  Masa kritis dimulai saat fruitset sampai buah pentil.
 
Embun Jelaga (Sooty mold)      
Patogen : Jamur Capnodium citri
Terdapat pada setiap tanaman jeruk terutama bila dijumpai adanya kutu daun aphididae yang mengeluarkan embun madu. Daun, ranting dan buah terserang dilapisi oleh lapisan berwarna hitam.  Pada musim kering lapisan ini dapat dikelupas dengan menggunakan tangan dan mudah tersebar oleh angin.  Buah yang tertutup lapisan hitam ini biasanya ukurannya lebih kecil dan terlambat matang (masak). Penetrasi terutama terjadi pada permukaan kulit, hanya 10% penetrasi yang terjadi pada lapisan epidermis yang tidak dapat dibersihkan sehingga menjadi burik kusam.
 
Kanker Jeruk (Citrus cancer)
Patogen : Xanthomonas axonopodis pv. Citri
Tersebar diseluruh Indonesia, jeruk nipis (C. aurantifolia) dan pamelo (C. maxima Merr.) yang tumbuh pada suhu 20-35°C sangat peka terhadap penyakit ini. Infeksi terjadi melalui stomata, lentisel dan luka. Gejala awal berupa bercak putih pada sisi bawah daun yang selanjutnya warna hijau gelap, kadang-kadang berwarna kuning di sepanjang tepinya. Pada buah ditandai dengan gejala terbentuk gabus warna coklat tetapi bagian tepi tidak berwarna kuning.

Sumber : http://yusufsila-tumbuhan.blogspot.com/2011/07/opt-penyebab-buah-burik-kusam-pada-buah.html

7 Fakta buah jeruk

7 Fakta buah jeruk




1. Jeruk Pontianak sebenarnya bukan berasal dari Pontianak, tetapi berasal dari Kota Tebas Kabupaten Sambas.


2. Memiliki 6 grade kualitas, yaitu AA, A, B, C, D dan yang paling rendah grade sompi. Kebanyakan yang di ekspor keluar adalah grade AA atau A dan kebanyakan yang di jual di Kalimantan Barat adalah grade B ke bawah.

3. Memiliki akar yang kuat sehingga banyak dijadikan sebagai kaki meja dan perabotan lainnya.


4. Buah kecil memiliki rasa yang lebih manis dan segar daripada buah yang besar.


 5. Rekor terbaru dalam memakan jeruk terbanyak adalah sebanyak 3000 buah di Kota Pontianak pada Oktober 2010.


6. Tugu jeruk terdapat di perbatasan Kota Tebas.


7. Sari buah jeruk sangat nikmat bila diminum pada cuaca panas.

 
Sumber : http://siangmalamonline.blogspot.com/2010/10/7-fakta-buah-jeruk.html

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN BUAH JERUK

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN BUAH JERUK



 
PENDAHULUAN
Jeruk Komersial Indonesia
Secara umum jeruk yang dihasilkan di dalam negeri mutunya terutama penampilan buah masih kalah bersaing dengan jeruk impor sehingga harga jualnya juga relatif lebih rendah. Masalah mendasar dari rendahnya mutu buah jeruk pasca panen adalah memar, lewat masak saat panen, perubahan komposisi, dan pembusukan.  Penyebab utamanya adalah kegiatan panen dan penangann pasca panennya belum memadai. 
Sebagai contoh, kebiasaan petani yang melakukan panen pada saat buah belum masak atau membiarkan buah melampaui masak optimal di pohon karena untuk mendapatkan harga tinggi atau karena sitem ijon.   Kondisi ini ini diperparah oleh minimnya penanganan paska panen yang dilakukan oleh petani maupun pedagang buah sehingga mutu buah (penampilan, kesehatan, kandungan gizi) sangat beragam dan cenderung kurang memuaskan konsumen.
Buah jeruk setelah dipetik masih melakukan proses fisiologis yaitu respirasi dan transpirasi yang menyebabkan perubahan kandungan zat-zat dalam buah. Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik (substrat) menjadi CO2, H2O dan energi.  Sedangkan transpirasi adalah proses kehilangan air melalui penguapan.  Substrat yang penting dalam respirasi meliputi karbohidrat,  beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa; asam organik; dan protein.
Berdasarkan ketersediaan O2, respirasi dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan O2, sebaliknya respirasi anaerob merupakan proses repirasi yang berlangsung tanpa membutuhkan O2. Respirasi anaerob sering disebut juga dengan nama fermentasi. Respirasi aerob pada buah tropis digambarkan dengan reaksi berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + 678kal
Berdasarkan pola respirasinya, buah dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu buah klimakterik dan non klimakterik.  Buah klimakterik adalah buah yang mengalami kenaikan produksi CO2 secara mendadak, kemudian menurun secara cepat.  Buah klimakterik mengalami peningkatan laju respirasi pada akhir fase kemasakan, sedang pada buah non klimakterik tidak terjadi peningkatan laju respirasi pada akhir fase pemasakan.  Buah jeruk termasuk non klimaterik, sebaiknya panen dilakukan sebelum akhir fase kemasakan buah agar daya simpannya lebih lama.  
Adanya respirasi menyebabkan buah menjadi masak dan tua yang ditandai dengan proses perubahan fisik, kimia, dan biologi antara lain proses pematangan, perubahan warna, pembentukan aroma dan kemanisan, pengurangan keasaman, pelunakan daging buah dan pengurangan bobot. Laju respirasi dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui daya simpan sayur dan buah setelah panen. Semangkin tinggi laju respirasi, semakin pendek umur simpan.  Bila proses respirasi berlanjut terus, buah akan mengalami kelayuan dan akhirnya terjadi pembusukan yang sehingga zat gizi hilang.
Laju respirasi buah dan sayuran dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yang mempengaruhi respirasi adalah tinggkat kedewasaan, kandungan substrat, ukuran produk, jenis jaringan dan lapisan alamiah seperti lilin, ketebalan kulit dan sebagainya. Sedangkan faktor luar yang mempengaruhi adalah suhu, konsentrasi gas CO2 dan O2 yang tersedia, zat-zat pengatur tumbuh, dan kerusakan yang ada pada buah.
Penanganan Paska panen
Aktivitas panen dan penanganan seperti teknik pemanenan yang kurang tepat, sortasi yang tidak baik, pengemasan dan pengepakan, pengangkutan dan penyimpanan yang kurang diperhatikan serta adanya serangan hama dan penyakit dapat menyebabkan kerusakan buah jeruk hingga sekitar 25%.  Untuk menghasilkan jeruk bermutu tinggi, alur penanganan panen hingga pemasaran yang perlu diterapkan adalah sebagai berikut :
Panen
Umur buah/tingkat kematangan buah yang dipanen, kondisi saat panen, dan cara panen merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi mutu jeruk.  Umur buah yang optimum untuk dipanen adalah sekitar 8 bulan dari saat bunga mekar.  Ciri-ciri buah yang siap dipanen : jika dipijit tidak terlalu keras; bagian bawah  buah jika dipijit terasa lunak dan jika dijentik dengan jari tidak berbunyi nyaring, warnanya menarik (muncul warna kuning untuk jeruk siam), dan kadar gula (PTT) minimal 10%.  Kadar gula dapat ditentukan dengan alat hand refraktometer di kebun.  
Dalam satu pohon, buah jeruk tidak semuanya dapat dipanen sekaligus, tergantung pada kematangannya. Jeruk termasuk buah yang kandungan patinya rendah sehingga bila dipanen masih muda tidak akan menjadi masak seperti mangga. Jika panen dilakukan setelah melampaui tingkat kematangan optimum atau buah dibiarkan terlalu lama pada pohon, sari buah akan berkurang dan akan banyak energi yang dikuras dari pohon sehingga mengganggu kesehatan tanaman dan produksi musim berikutnya. Panen yang tepat adalah pada saat buah telah masak dan belum memasuki fase akhir pemasakan buah.  Dalam penyimpanan, rasa asam akan berkurang karena terjadi penguraian persenyawaan asam lebih cepat dari pada peruraian gula.
Kerusakan mekanis selama panen bisa menjadi masalah yang serius, karena kerusakan tersebut menentukan kecepatan produk untuk membusuk, meningkatnya kehilangan cairan dan meningkatnya laju respirasi serta produksi etilen yang berakibat pada cepatnya kemunduran produk. Panen dapat dilakukang dengan tangan maupun gunting. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam panen jeruk :
  • Jangan melakukan panen sebelum embun pagi lenyap.
  • Tangkai buah yang terlalu panjang akan melukai buah jeruk yang lain sehingga harus di potong di sisakan sekitar 2 mm dari buah.
  • Panen buah di pohon yang tinggi harus menggunakan tangga, agar cabang dan ranting tidak rusak.
  • Jangan memanen buah dengan cara memanjat pohon, karena kaki kotor dapat menyebarkan penyakit pada pohon
  • Pemanen buah dilengkapi dengan keranjang yang dilapisi karung plastik atau kantong yang dapat digantungkan pada leher.
  • Wadah penampung buah terbuat dari bahan yang lunak, bersih, dan buah diletakkan secara perlahan.  Krat walau biaya awalnya mahal, bisa ditumpuk, bertahan lama, dapat dipakai berulang-ulang dan mudah dibersihkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jeruk yang cara pengambilanya berhati-hati dan disimpan pada temperatur kamar 23-31oC selama 3 minggu, yang busuk mencapai 7 %; buah yang dijatuhkan diatas lantai yang busuk sebanyak 12 %; buah yang dipetik basah yang busuk sebesar 21 %; buah yang dipetik terlalu masak yang busuk sebanyak 29 %;  buah yang terkena sinar matahari selama satu hari yang busuk sebanyak 38 %.
2.  Sortasi dan Pencucian
Sortasi atau seleksi merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan setelah panen yang umumnya dikerjakan di bangsal pengemasan atau di kebun dengan tujuan memisahkan buah yang layak dan tidak layak  untuk dipasarkan (busuk, terserang penyakit, cacat, terlalu muda/tua dan lain-lain).  
Sortasi juga dilakukan untuk memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan oleh pemerintah atau pasar.  Setelah sortasi, buah jeruk dicuci untuk membersihkan kotoran dan pestisida yang masih menempel pada permukaan kulit buah.  Buah direndam dalam air yang dicampur deterjen atau cairan pembersih 0,5-1 %, kemudian digosok pelan-pelan menggunakan lap halus atau sikat lunak jangan sampai merusak kulit.  Selanjutnya buah dibilas dengan air bersih, dikeringkan menggunakan lap lunak dan bersih atau ditiriskan.
3. Pemutuan
Pemutuan atau grading dilakukan setelah sortasi dan pencucian untuk mengelompokan buah berdasarkan mutu yaitu, ukuran, berat, warna, bentuk, tekstur, dan kebebasan buah dari kotoran atau bahan asing. Peranan penerintah tidak hanya terbatas pada bidang pemasaran saja. Tetapi yang paling penting ialah penetapan standarisasi buah, yang mencakup kualitas buah. Sehubumgan dengan standarisasi buah tersebut, Standar Nasional Indonesia (SNI) menggolongkan buah jeruk kedalam 4 kelas berdasarkan bobot atau diameter buah (Tabel 1).
Tabel 1.  Kriteria Jeruk Keprok, termasuk Jeruk Siam (SNI  01-3165-1992)
KelasBobot (g)Diameter (cm)
A≥ 151≥ 71
B101 – 15061 -70
C51 – 10051 -60
D≤ 5040 – 50
 
4. Pelilinan
Beberapaa jenis buah secara alami dilapisi oleh lilin yang berfungsi sebagai pelindung terhadap serangan fisik, mekanik, dan mikrobiologis. Pelapisan lilin pada buah-buahan sebenarnya adalah menggantikan dan menambah lapisan lilin alami yang terdapat pada buah yang sebagian besar hilang selama penanganan karena lapisan lilin yang menutupi pori-pori buah dapat menekan respirasi dan transpirasi sehingga daya simpan buah lebih lama dan nilai jualnya lebih baik.  Manfaat lainnya adalah meningkatkan kilau dan menutupi luka atau goresan pada permukaan kulit buah sehingga penampilannya menjadi lebih baik. 
Pelilinan terhadap buah jeruk segar pertama kali dikenal sejak abad 12-13 oleh bangsa Cina, tetapi pada saat itu tanpa memperhatikan adanya efek-efek respirasi dan tranpirasi sehingga lapisan lilin yang terbentuk terlalu tebal, mengakibatkan respirasi anaerob (fermentasi) dan menghasilkan jeruk yang masam dan busuk. Oleh karena itu, pelilinan harus diupayakan agar pori-pori kulit buah tidak tertutupi sama sekali agar tidak terjadi kondisi anaerob di dalam buah.  Sebaliknya, jika lapisan lilin terlalu tipis hasilnya kurang efektif mengurangi laju respirasi dan transpirasi.  Dibandingkan dengan pendinginan. aplikasi lilin kurang efektif dalam menurunkan laju respirasi sehingga pelilinan banyak dilakukan untuk melengkapi penyipanan dalam suhu dingin.
Lilin yang digunakan dapat berasal dari berbagai sumber seperti tanaman, hewan, mineral maupun sintetis. Kebanyakan formula lilin dipersiapkan dengan satu atau lebih bahan seprti beeswax, parafin wax, carnauba wax (secara alami didapat dari carnauba palm) dan shellac (lilin dari insekta).         Syarat lilin yang digunakan : tidak mempengaruhi bau dan rasa buah, cepat kering, tidak lengket, tidak mudah pecah, mengkilap dan licin, tipis, tidak mengandung racun, harga murah dan mudah diperoleh. Syarat komoditi yang dilapisi adalah segar (baru dipanen) dan bersih, sehat (tidak terserang hama/penyakit), dan ketuaan cukup. Lilin yang banyak digunakan adalah lilin lebah yang diemulsikan dengan konsentrasi 4 – 12%. Air yang digunakan tidak boleh menggunakan air sadah karena garam-garam yang terkandung dalam air tersebut dapat merusak emulsi lilin.  Aplkasinya dapat dilakukan dengan, penyemprotan, pencelupan, atau pengolesan.
Untuk membuat emulsi lilin standar 12 % diperlukan lilin lebah 120 g, asam oleat 20 g, triethanol amin (TEA) 40 g dan air panas 820 cc. Lilin dipanaskan dalam panci sampai mencair, kemudian dimasukkan dalam blender. Selanjutnya dituang sedikit demi sedikit asam oleat, TEA dan air panas, larutan diblender 2-5 menit agar tercampur dengan sempurna kemudian emulsi lilin didinginkan. Emulsi lilin dapat digunakan setelah proses pendinginan selesai dilaksanakan.
Sebenarnya pelilinan buah-buahan itu tidak mengandung racun karena menggunakan lilin lebah dan konsentrasinya pelilinannya sedikit sekali. Yang paling dikuatirkan buah-buahan itu rawan kandungan pestisida kemudian terlapisi lilin sehingga pestisidanya masih menempel pada buah. Kandungan pestisida inilah yang sangat berbahaya bila sampai termakan, bisa menyebabkan banyak penyakit diantaranya kanker, leukimia, tumor, neoplasma indung telur dll.
5. Labeling dan Pengemasan
 
Pengemasan buah bertujuan melindungi buah dari luka, memudahkan pengelolaan (penyimpanann, pengangkutan, distribusi), mempertahankan mutu, mempermudah perlakuan khusus, dan memberikan estetika yang menarik konsumen.  Kemasan dan lebel jeruk perlu di desain sebaik mungkin baik warna dan dekorasinya karena kemasan yang bagus dapat menjadi daya daya tarik bagi konsumen.
 
Bila jeruk akan dikirim keluar kota, buah jeruk yang diangkut dengan peti akan lebih aman dari pada dengan keranjang bambu atau karung karena keranjang atau karung tidak dapat meredam goncangan selama penggangkutan.

Peti jeruk harus di paku kuat-kuat, bagian ujung dan tengah-tengahnya diikat tali kawat atau bahan pengikat kain yang kuat. Bahan peti dipilih yang ringan dan murah misalnya kayu senggon laut (albazia falcata) atau kayu pinus. Bentuk peti disesuaikan dengan bak angkutan, disarankan persegi panjang (60 x 30 x 30 cm) atau bujur sanggkar (30 x 30 x 30 cm), tebal papan 0,5 cm, lebar 8 cm, jarak antar 1,5 cm agar udara di dalam peti tidak lembab tetapi juga tidak terlalu panas. Bobot maksimal setiap peti sebaiknya tidak melebihi 30 kg.  Buah jeruk lebih baik jika dibungkus dengan kertas tissue (potongan/sobekan kertas) kemudian peti diberi tanda diantaranya yaitu nama barang, jumlah buah setiap peti, berat peti dan jeruk, kualitas, tanda merek dagang, daerah/negara asal.
6. Penyimpanan
 
Penyimpanan buah jeruk bertujuan : memperpanjang kegunaan, menampung hasil panen yang melimpah, menyediakan buah jeruk sepanjang tahun, membantu pengaturan pemasaran, meningkatkan keuntungan financial,  mempertahankan kualitas jeruk yang disimpan.  Prinsip dari perlakuan penyimpanan : mengendalikan laju respirasi dan transpirasi, mengendalikan atau mencegah penyakit dan perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki oleh konsumen.
Penyimpanan di ruang dingin dapat mengurangi aktivitas respirasi dan metabolisme, pelunakan, kehilangan air dan pelayuan, kerusakan karena aktivitas mikroba (bakteri, kapang/cendawan). Jeruk yang disimpan hendaknya bebas dari lecet kulit, memar, busuk dan kerusakan lainnya. Untuk mendapatkan hasil yang baik, suhu ruang penyimpanan dijaga agar stabil. Suhu optimum untuk penyimpanan buah jeruk adalah 5 – 10oC. Jika suhu terlalu rendah dapat menyebabkan kerusakan buah (chiling injury).  
Jika kelembaban rendah akan terjadi pelayuan atau pengkeriputan dan jika terlalu tinggi akan merangsang proses pembusukan, terutama apabila ada variasi suhu dalam ruangan. Kelembaban nisbi antara 85-90% diperlukan untuk menghindari pelayuan dan pelunakan pada beberapa jenis sayuran. Beberapa produk bahkan memerlukan kelembaban sekitar 90-95%. Kelembaban udara dalam ruangan pendinginan dapat dipertinggi antara lain dengan cara menyemprot lantai dengan air. Kelembaban yang tepat akan menjamin tingkat keamanan bahan yang disimpan terhadap pertumbuhan mikroba. Sirkulasi udara diperlukan secukupnya untuk membuang panas yang berasal dari hasil respirasi atau panas yang masuk dari luar.
Sumber : http://yusufsila-tumbuhan.blogspot.com/2011/07/penanganan-panen-dan-pasca-panen-buah.html
 

Jeruk Lokal Segera Diproteksi

Jeruk Lokal Segera Diproteksi

BANYUWANGI – Guna meningkatkan kesejahteraan para petani jeruk di wilayahnya, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi segera melakukan langkah konkrit yang pro petani. Yakni akan mengeluarkan Peraturan Bupati agar semua acara yang digelar pemerintah daerah yang menyajikan buah jeruk wajib menggunakan jeruk lokal.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjelaskan bahwa langkah proteksi ini untuk melindungi  para petani buah lokal kita dari serbuan buah-buahan impor yang mulai membanjiri pasar dalam negeri. “Untuk buah-buahan kita akan segera proteksi buah rakyat. Kita akan siapkan perbup agar seluruh acara  pemerintah daerah, camat maupun lurah tidak boleh membeli jeruk impor.

Parsel-parsel yang biasanya untuk orang sakit harus pake jeruk lokal, tidak boleh pake buah impor. Insyallah, jeruk Banyuwangi akan laku semua,” tegas Bupati Anas saat melaunching Gerakan 10.000 Kolam Pekarangan, Selasa (8/5). Bupati  pun bertekad bahwa hal ini akan dijadikan sebagai gerakan rakyat.

Jeruk Banyuwangi merupakan jenis jeruk siam, dengan produksi pada tahun 2011 mencapai 103.268 ton, meningkat dibanding tahun 2010 lalu yang sebesar 78.853,9 Ha. Luasan lahan panen keseluruhan mencapai 36.616,8 Ha yang tersebar di Kec. Bangorejo, Tegaldlimo, Purwoharjo, Cluring, Pesanggaran, Siliragung, dan Muncar.

Langkah Bupati ini mendapat tanggapan positif dari pedagang jeruk yang ada di Banyuwangi.  Sulaiman, pedagang jeruk yang mangkal di Perempatan Untag Banyuwangi menyatakan bahwa dirinya senang dengan langkah Bupati yang akan menggalakkan konsumsi jeruk lokal. Sulaiman yang berjualan jeruk impor asal Cina selain jeruk lokal menuturkan bahwa konsumennya lebih mencari jeruk lokal Banyuwangi. “Banyak yang beli jeruk lokal karena rasanya lebih segar dan airnya banyak dibanding jeruk yang kuning-kuning tersebut,” ujar Sulaiman. (HUMAS PROTOKOL)

Sumber : http://www.banyuwangikab.go.id/berita-daerah/jeruk-lokal-segera-diproteksi.html

Jeruk Organik sangat menguntungkan

Rudin Barus: Kini Kami dapat Tersenyum Berkat Jeruk Organik


"Sekarang kami para petani organik dapat tersenyum, bahkan tertawa" ungkap Rudin Barus (37 th) membuka percakapan kami di kebun jeruk dan kopi miliknya yang luasnya hanya setengah hektar di Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo.

"Bila harga jeruk dapat bertahan diangka Rp. 2.000,- per kilogram maka kami sudah untung banyak, apa lagi kalau harganya bisa naik, imbuhnya. Waktu kami masih bertani dengan cara  konvensional, walaupun harga jeruk naik tapi kami tetap saja berhutang karena menanggung biaya produksi yang sangat besar."

Rudin Barus sehari-harinya lebih dikenal dengan sebutan Pak Rona. Dalam perhitungannya, dalam satu tahun ia membutuhkan biaya sebesar Rp. 9.700.000,- untuk bertani secara konvensional pada lahannya yang setengah hektar itu. Namun saat ini, setelah ia beralih pada pola pertanian organik, ia hanya butuh biaya sebesar Rp. 2.640.000,- Keuntungan yang ia peroleh berlipat lantaran pengeluaran untuk biaya produksi dapat diminimalisir sekecil mungkin.

"Dulu kami dianggap orang ’gila’ karena bertani dengan cara yang tidak lazim. Tapi kami terus berupaya untuk dapat membuktikan bahwa apa yang kami lakukan merupakan langkah yang baik. Kami percaya bahwa dengan bertani organik, maka akan ada penurunan pengeluaran dalam usaha tani. Sehingga kami tidak perlu lagi berhutang kepada tengkulak dan toko-toko saprodi. Dengan tidak berhutang lagi, kami dapat mempertahankan lahan yang sekarang kami miliki.

Kalau sudah begitu, maka kami tidak perlu lagi merambah hutan untuk membuka ladang baru. Bila hutan kami tidak dirambah lagi, pola pertanian yang kami lakukan dapat terus berlanjut karena sebagaian besar bahan untuk obat-obatan dan pestisida nabati ada di dalam hutan. Maka dengan demikian, kami juga bertanggung jawab untuk pelestarian hutan," imbuhnya.

Kini Pak Rona dan kawan-kawannya bahkan menganggap diri mereka sebagai orang-orang ’gila’, singkatan dari Gerakan Insan Lestarikan Alam. Penjelasan pak Rona menjadi masuk akal karena wilayah desanya merupakan satu dari beberapa desa yang terdapat di pinggiran Tahura Bukit Barisan, tepatnya di kawasan Sub DAS Lau Biang. (Sub DAS Lau Biang merupakan salah satu kawasan penting di Hulu DAS Wampu yang airnya terus mengalir ke hilir di Kabupaten Langkat-red).

Ia bersama kelompok masyarakat dari desa-desa di sekitar Tahura Bukit Barisan telah pula melakukan aksi-aksi lapangan untuk pelestarian Tahura Bukit Barisan melalui wadah Forum Konservasi  Tahura Bukit Barisan (FKT). Selain mengembangkan pola bertani organik, FKT juga terlibat dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan rehabilitasi lahan serta kampanye konservasi.
(Syafrizaldi, ESP Sumut)




Sumber : http://www.organicindonesia.org/05infodata-news.php?id=115

SADRAH SEMBIRING, SANG PENANGKAR BIBIT JERUK BERKUALITAS

SADRAH SEMBIRING, SANG PENANGKAR BIBIT JERUK BERKUALITAS

Membantu petani  di Indonesia khususnya di daerah sentra penghasil tanaman jeruk, Sadrah penangkar bibit jeruk selalu siap menyediakan sebanyak 100.000 batang bibit. Meski hanya mendapatkan laba yang sedikit sekitar Rp 10 juta dalam waktu dua tahun, namun pria berusia 46 tahun ini terus mengembangkan penangkaran bibitnya di atas lahan seluas dua hektare dengan varietas bibit jeruk siam madu yang ditangkarkannya sejak tahun 1997.

Hari mulai siang, panas matahari saat itu kian terasa menyengat kulit. Namun suasana di penangkaran jeruk milik Sadrah Sembiring yang dikelilingi pohon jeruk yang menghijau mampu menyegarkan mata dan mengalahkan teriknya mentari kala itu.




Saat MedanBisnis berkunjung ke Rika Horti penangkaran jeruk milik Sadrah di Desa Kubucolia, Kecamatan Dolat Rayat, Kabupaten Karo, terlihat dengan jelas puluhan ribu batang bibit jeruk hasil okulasi yang tersusun rapi dan yang siap tanam. Tidak hanya itu, juga terlihat bedengan untuk pembibitan benih jeruk Javanese citrus (JC) yang akan dijadikan sebagai batang bawah.

Dulu, Sadrah masih menangkarkan dalam jumlah yang sedikit dan hanya untuk kalangan sendiri. Namun karena permintaan petani yang mulai banyak membuat Sadrah tak bisa menolak dan mulai memutuskan untuk menangkarkan bibit jeruk varietas siam madu dalam jumlah yang besar pula.

“Permintaan bibit ini semakin banyak, karena menanam jeruk itu masih berpotensi dan peluang besar mendapatkan keuntungan,” ujarnya yang terus menyadari peluang usaha di balik penangkaran jeruk miliknya dan membentuk kelompok tani penangkar jeruk dengan nama kelompok tani Kubucolia.

Pada tahun 1999, varietas siam madu akhirnya dilepas sebagai varietas unggul nasional berdasarkan SK Menteri Pertanian No.762/KPTS/TP.240/6/99. Sejak saat itu, bibit jeruk keluaran kelompok tani Kubucolia mendapat sertifikat label biru dari Balai Pengawasan dan Setifikasi Benih (BPSB) Dinas Pertanian Sumut.

Sejak tahun 1999 hingga kini, Sadrah memperkirakan sudah ratusan ribu batang bibit jeruk yang keluar dari penangkaran jeruk miliknya. Meski tak ada data valid dalam pembukuan seyogianya sebuah perusahaan, namun dari banyaknya hasil yang dikerjakan setiap harinya, Sadrah memperkirakan hasil bibit jeruk yang keluar sudah mencapai ratusan ribu.
Tak hanya petani di sekitar Tanah Karo yang datang memesan bibit ke penangkaran Sadrah, tapi juga

dari luar daerah seperti Pakpak Bharat, Sidikalang, Sipirok, Tapanuli Utara, Humbahas dan daerah lainnya.

Bibit yang ditangkarkan di Rika Horti tidak hanya dibeli oleh petani antar-kabupaten di Sumut, bahkan sudah mulai lintas propinsi seperti Propinsi Sumatera Barat dan Sumatera Selatan. Bibit jeruk dengan menggunakan JC sebagai batang bawah akan lebih bagus kalau ditanam di daerah dataran tinggi. Tapi jika dipaksakan ditanam di daerah medium dan rendah, rasa buahnya tidak akan semanis jeruk yang ditanam di dataran tinggi, bahkan warnanya juga tidak akan sama.
“Saat ini sudah hampir 90 ribu batang bibit sudah diorder. Kita akan menangkarkan bibit sebanyak-banyaknya sesuai dengan permintaan. Tapi biasanya pertahun kami menghasilkan 100.000 batang bibit,” katanya.

Untuk membantunya menangkarkan bibit jeruk berkualitas, Sadrah telah mempekerjakan 5 orang karyawan tetap di penangkaran miliknya. Jadi, keuntungan dan manfaat dari penangkaran ini tidak hanya dirasakan keluarganya, tapi bisa menjadi berkat bagi banyak orang terutama bagi para karyawan yang telah bekerja.

Kini, di penangkaran miliknya atau yang lebih dikenal dengan usaha dagang Rika Horti, Sadrah tidak hanya menangkarkan jeruk varietas siam madu, tapi juga menangkarkan varietas Keprok Berastepu yang juga telah dilepas menjadi varietas unggul nasional pada tahun 2008 lalu berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 443/KPTS/SR.120/4/2008.

“Untuk jeruk keprok berastepu ini masih baru dan minat petani untuk bertanam varietas tersebut juga masih tergolong rendah. Meskipun sebenarnya kualitas rasanya tidak kalah dengan jeruk siam madu. Bahkan untuk aroma, jeruk berastepu justru lebih wangi dan khas dibandingkan dengan jeruk siam madu,” ucapnya.

Harga jual bibit jeruk ini, diungkapkan Sadrah, mencapai Rp 20.000 perbatang untuk bibit usia 6 bulan dengan panjang batang 30 cm hingga 40 cm. Bibit dengan usia 3 hingga 6 bulan ini idealnya akan berbuah dalam kurun waktu sekitar 3 tahun setelah pertanaman dilakukan. Sedangkan untuk bibit usia 9 hingga 12 bulan dijual seharga Rp 50.000 per batang dengan panjang 1 meter dan penanaman biasanya akan berbuah dalam kurun waktu 2 tahun.

“Jika tidak terkendala dengan modal, saya lebih menyarankan agar petani membeli bibit usia 9 hingga 12 bulan, karena selain proses pertumbuhannya lebih cepat, petani juga akan beruntung karena akan memangkas waktu dan biaya perawatan selama satu tahun,” terang Sadrah.

Untuk modal yang harus dikeluarkannya menghasilkan bibit jeruk berkualitas, diungkapkan Sadrah berkisar Rp 10.000 perbatang. Jadi, jika harga jual bibit Rp 20.000 perbatang, maka dalam setahun diakuinya ia bisa memperoleh keuntungan Rp 100 juta. Meski keuntungan sedikit, namun tidak membuatnya pesimis karena permintaan bibit jeruk terus ada dan diproyeksikan bertambah.
Petani di Sumut sendiri, tambahnya masih semangat menanam jeruk khususnya daerah-daerah dataran tinggi karena jeruk asal Sumut masih mempunyai pasar luas di Indonesia bahkan hingga ke luar negeri.

“Tinggal bagaimana petani mengembangkan tanaman hingga menghasilkan buah yang berkualitas dan layak jual hingga ke luar negeri. Untuk hama dan penyakit tanaman juga dapat dikendalikan, asal petani dapat serius melakukannya dengan berbagai cara tradisional dan hemat anggaran,” pungkasnya. (yuni naibaho)

sumber: http://www.medanbisnisdaily.com

Sumber :  http://www.sinabungjaya.com/?p=43135

Perbedaan Jeruk Ponkam dan Jeruk Lukan/Lokam

Perbedaan Jeruk Ponkam dan Jeruk Lukan/Lokam

Haiyaaa!!  Gong Xi Fat Choi!!!

Masih bersama pusat review kehidupan, UC hehehe.. kali ini UC mau review dua jenis jeruk impor asal negeri tiongkok yang membanjiri produk jeruk dalam negeri. Apalagi saat ini nih, sedang mau Imlek, makin ramai aja tiap mall dan hypermarket memajang jeruk2 ini.

Ya, jeruk kuning yang disupermarket selalu jadi rebutan ini memang gila-gilaan impornya. Eittss tapi UC gak akan bahas jeruk impor vs jeruk lokal ya. UC mau bahas bedanya dua jenis jeruk impor cina ini itupun tak batasin 2 jenis aja yaitu ponkam dan lokam yang berukuran M (medium). Ada banyak tipe lain soalnya, misal yang kecil-kecil alias Shantang pun ada berbagai jenis dan tingkat kemanisan berbeda. Ada yg warna agak oranye, ada dominasi kuning dengan daun, ada yang agak “besar” tapi masih kategori jeruk “mini”. Dan seterusnya.

Oke kita mulai dari nama. Ada ponkam/ponkan dan lokam/lokan/lukan. Dua-duanya asal negeri tirai bambu. Dua-duanya dikemas dengan kotak merah bergambar naga :)   dan dua-duanya punya bentuk dan ukuran yang relatif sama. Bedanya? Kalau Ponkam biasanya jeruk tersebut dikemas satu-satu dengan plastik bening bertuliskan “ponkam”. Sedangkan yang tipe Lokan/Lukan plastiknya warna merah pudar dan lebih halus/soft.  See the difference kan?

Harga? Hmm. sebenarnya sama.Tapi di beberapa hypermarket, ada harga awal Ponkam lebih mahal sebelum diskon. Akan tetapi, setelah diskon, semua harga sama. Saya kurang tau skema hypermarket seperti apa. Tapi setelah diskon, label menjadi –biasanya Rp 655 per-100 gr alias Rp 6550 per kilo. Beli satu kotak (10 kilogram) lebih murah. Rp 59xxxx alias tak sampai genap Rp 60.000 per-box. 

Di pasar-pasar tradisional, stasiun KA dan terminal. Harga 1 pcs jeruk di banderol Rp 1000 sudah cukup menyenangkan pedagang. Bagi saya yg suka beli satu-an, duit Rp 1000 per jeruk yg dibeli juga masuk akal. Mengingat capeknya penjual dan nilai kandungan gizi dari 1 jeruk itu, wah seribu rupiah mah murah. Di toko buah mungkin tak telalu jauh beda. Jika Anda mendapati harga, setelah diitung2 ya jadinya per-buah lebih dari seribu rupiah. Nah, itu kemahalan.

Lalu mengapa ada perbedaan nih jeruk? Dari asalnya. Saya lupa nyatet tapi daerah asal si jeruk sepertinya berbeda. Misalnya di Indonesia, itu jeruk medan sama jeruk pontianak kali ya. Walaupun ngimpornya sama aja. Jatuhnya harga sama aja.

Bagaimana memilih jeruk yang baik? ya yang manis lah. #TepokJidat. Oke oke, lalu milih yang manis? ya diciciplah. #TepokJidatOrangYangNanya  Baiklah.. lihat kondisi jeruk. Pori-pori yang agak besar dan warna yang lebih oranye jadi pilihan. Jangan lupa agak tekan untuk melihat kondisi apakah sudah ada bonyok (mungkin tergencet, sudah lama dan seterusnya). Yang kulitnya tebal juga jadi pilihan. Nah setelah itu masukkan ke kantong, timbang, bayar. Hehehe..



Ini jeruk Ponkam yg beredar di Indonesia



Ini Jeruk Lukan. Beda pengemasan satuan  eruknya
Tapi mau ponkam atau lokam? Kalau menurut pengalaman UC yang sudah mencoba 1 box besar Ponkam dan 1 box besar Lokam, cara selain mencicip dan memasukkan satu persatu, jeruk SUPER lebih manis dari ORIGINAL (atau tidak ditulis). Alamak, apalagi tuh? Ya kalau beli kotak-kotakan, lihat merknya dikotak, disebut Super atau Original. Kalau cuma ditulisnya Lukan atau Ponkam saja, itu original.

Selain itu, menurut UC, Lukan/Lokam lebih punya peluang semua isi kotaknya manis dibanding Ponkam.

Masih ingat dengan ciri-ciri Lukan? Ya, yang pembungkus butir2 jeruknya dengan plastik lembut merah pudar/transparan ya, bukan yang plastik kaku bermerk Ponkam.  Kalau yang Ponkam, setelah dibuka, beberapa agak asam, dan memang Ponkam menurut pengalaman ada beberapa asam dan memang karakter Ponkam seperti itu. Manis Asem. Bagi yang suka “sensasi” rasa asem, silakan. Sedangkan yang Lukan, ada juga sih yang masam tapi gak sebanyak si Ponkam.

Sebagai catatan, ini kalau beli satu dus ya. Artinya memang probabilita yang manis-asam sama yang manis-thok ada. Dua-duanya saya temukan beberapa asam kok. Intinya beda-beda tipis sih heheeh.. tapi saya lebih suka yg Lukan sebab lebih sedikit yg asam (ini kebetulan dari 1 dus yang saya beli yaaa..).

Oya sebenarnya gak saklek juga dua jenis tersebut perbedaan pengemasan plastiknya. Ini yang saya ketahui aja ya di Indonesia.   Misalnya ada juga yang kemasan plastiknya agak lain dan warna jeruknya lebih ke kekuning-kuningan dan itu diklaim lukan juga.  Seperti contoh dibawah ini :


Ini ekspor juga, tapi bukan ke Indonesia :)

Oke, itu saja review UC.  Silakan berbelanja jeruk mandarin! Maaf kalau ada yang salah, review ini murni dari pengalaman penulis hehe..

Sumber : http://www.unggulcenter.org/2012/01/15/perbedaan-jeruk-ponkam-dan-jeruk-lukan-lokam/


YLKI: Buah Impor Masuk ke Indonesia Harus Aman Untuk Dikonsumsi

YLKI: Buah Impor Masuk ke Indonesia Harus Aman Untuk Dikonsumsi




Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumatera Utara berharap buah impor yang masuk dan beredar di Indonesia dapat dipastikan benar-benar aman untuk dikonsumsi dan tidak akan menimbulkan masalah dikemudian hari.

“Buah impor yang diperjualbelikan di negeri ini telah dianggap terjamin kualitas dan kesehatannya untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia,” kata Ketua YLKI Sumut Abubakar Siddik di Medan, Rabu, saat diminta komentarnya mengenai beredarnya buah-buahan dari luar negeri tersebut.
Dengan terjaminnya mutu dan kesehatan buah impor yang berasal dari negara asing itu, menurut dia, warga Indonesia yang mengkonsumsi makanan tersebut dapat terhindar dari segala penyakit.

“Kita tidak ingin dengan banjirnya berbagai jenis buah impor dari luar negeri ke tanah air ini, dapat menimbulkan masalah dan gangguan kesehatan bagi masyarakat yang memakannyal. Ini harus dapat kita cegah dan antisifasi, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Abubakar.
Dia mengatakan, jangan karena gemarnya warga terhadap buah-buahan yang datang dari China itu, dapat pula menimbulkan masalah terhadap kesehatan pengkonsumsinya.

Untuk dapat menghindari terjadinya gangguan kesehatan terhadap manusia, pihak Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Cabang Medan segera turun tangan ke lapangan meneliti mengenai buah-buahan dari luar negeri tersebut.
Buah-buahan yang diperjual belikan di pusat pasar, toko buah, dan Plaza itu harus diteli secara jelas, mana tahu ada dicampur dengan bahan pengawet berupa kimiawi yang dapat merusak kesehatan manusia.

“Petugas BBPOM Cabang Medan harus segera turun tangan ke lapangan dan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan dan Dinas Pertanian, karena institusi tersebut sangat berkompoten dengan buah yang masuk dari luar negeri itu,” ucap Abubakar.

Ia meminta BPPOM setempat agar jangan baru turun ke lapangan setelah adanya temuan mengenai buah-buahan yang bermasalah.
Kalau boleh, sebelum terjadi masalah, petugas BBPOM sudah mendeteksinya sehingga masyarakat tidak ada yang dirugikan.
Ketika ditanya jenis buah-buahan dari China yang masuk ke Indonesia, Abubakar mengatakan, buah jeruk, anggur, apel, pir, sankist, strowberry, dan buah-buah lainya,

Kehadiran buah-buah impor di Indonesia, menurut dia, jelas berdampak dan merugikan kepada petani buah, karena usaha mereka akan terganggu dan begitu juga pemasarannya.
Namun, katanya, pihak Pemerintah juga tidak bisa melarang atau mencegah masuknya buah impor tersebut, karena ini menyangkut kepentingan perdagangan internasional.

“Pemerintah Indonesia hanya bisa membatasi masuknya buah impor tersebut. Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian merupakan institusi pemerintah yang bertanggung jawab mengenai masuknya buah impor tersebut,” kata Abubakar.

Sumber : http://www.citizenjurnalism.com/world-news/indonesia/ylki-buah-impor-masuk-ke-indonesia-harus-aman-untuk-dikonsumsi/

Petani Terkendala Pemasaran Limau Kacang Solok Selatan

Petani Terkendala Pemasaran

Limau Kacang Solok Selatan


Kualitas ekspor: Penjualan jeruk madu Solsel hingga kini, masih dalam skala loka


Jeruk madu maupun limau kacang punya potensi jadi buah andalan dari Kabupaten Solok Selatan. Buktinya, dua jenis jeruk itu berhasil dibudidayakan oleh petani. Tapi sayang, mereka terbentur masalah pemasaran.
 
Penjualan jeruk masih dalam skala lokal. Tidak sedikit juga petani yang menggelar stand di pinggir jalan raya. Padahal, buah yang banyak mengandung vitamin C itu cukup layak menjadi produk ekspor.

Antonius, panggilan Ucok, 32, salah seorang petani sukses menghasilkan jeruk dengan kualitas bagus. Saat ini, satu persatu jeruk miliknya sudah mulai siap dipetik. Bapak satu anak itu bersama istrinya, Warnijah, 32, terpaksa membangun pondok di pinggir jalan raya kawasan Pinangawan, Pauhduo. Tepat di depan kebun jeruk mereka. Pondok itulah tempat penjualan jeruk segar, nan manis menggoda itu.

Pantauan Padang Ekspres, Minggu (22/5), pengemudi maupun pengendara yang kebetulan lewat di sana, nyaris tidak luput berhenti, singgah di pondok itu. Membeli jeruk. Komentar mereka, “Manisnya segar, airnya pun banyak.  Ndak rugi kalau awak bali limau di siko,” ujar salah seorang sopir truk yang memborong 5 kg jeruk tersebut.

Kapasitas jeruk yang dijualnya di pondok, berkisar 50-100 kg per hari. Sedangkan bila telah panen raya, diperkirakan 150 batang jeruk madu itu bakal menghasilkan sebanyak 1 ton. Hingga menjelang panen raya perdana, belum tergambar sedikitpun oleh Ucok, akan dijual kemana jeruknya nanti. Jenis jeruk yang bakal panen raya itu, yaitu jeruk madu dan limau kacang.

“Menjualnya ya di sini saja. Daripada susah-susah di bawa ke pasar harganya pun sama,” imbuh lelaki asli Brastagi itu.
 
Tawaran memang pernah datang dari seorang pedagang pengumpul yang tak dikenalnya. Orang  itu, kata Ucok, berniat ingin memborong atau menjadi pelanggan tetap. Tapi, harga yang ditawarkan jauh lebih rendah. Rp9 ribu per kg. Sedangkan harga sehari-hari yang dijual pondoknya Rp13 ribu per kg.

“Daripada harga rendah begitu, mending di sini saja bertahan. Tapi kalau ada yang mau membeli dengan harga yang sama dengan penjualan di sini, ya saya bersedia,” ujarnya.

Saat ditanya soal peran pemkab setempat terhadap petani jeruk, katanya, sejauh ini baru sebatas pembinaan dan pelatihan. Belum ada yang mengarah pada pemasaran. Masalah pemasaran dan penjualan jeruk, para petani masih berjalan sendiri-sendiri. Mengandalkan kemampuan berdagang sendiri.

“Sampai sekarang, masalah pemasarannya kita lakukan sendiri. Mudah-mudahan ada solusi, bagaimana supaya jeruk laku dijual dengan harga menguntungkan petani,” tutupnya. (*)

Sumber :  http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=4587

Aneka macam Jeruk Impor di Pasar Dalam Negeri

Aneka macam Jeruk Impor di Pasar Dalam Negeri

Jeruk Ponkam

 
Jeruk Ponkam
Asal Negara : Cina
1 dus (±10 Kg)
Ukuran: Ss = 96 pcs, S = 84 pcs, M = 68 pcs, L = 52 pcs
Perkiraan musim: Bulan November s.d Februari
Bentuknya bulat sedang kira-kira 6 sampai 9 cm, berbiji, rasanya manis. Hampir sama dengan Jeruk Santang Jeruk khas Imlek atau tahun baru Cina ini juga kaya akan vitamin C dan serat yang mampu membantu meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus menyehatkan pencernaan.

Jeruk Santang Polos

 
Jeruk Santang Polos
Asal Negara : Cina
1 keranjang (± 8 Kg)
Perkiraan ketersediaan : Bulan November s.d Februari
Bentuknya bulat kecil kira-kira 4 sampai 6 cm, berbiji (jeruk santang ini biasanya dikemas dengan keranjang), rasanya manis. Jeruk khas Imlek atau tahun baru Cina ini juga kaya akan vitamin C dan serat yang mampu membantu meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus menyehatkan pencernaan.

Jeruk Kino

 
Jeruk Kino
Asal Negara : Pakistan
1 dus (±10 Kg)
Isi per karton: 52/60/72/80

Jeruk Baby Sugar

Asal Negara : Cina
1 Karton (± 10 Kg)
Perkiraan ketersediaan : Bulan November s.d Desember
Bentuknya bulat sedang tanpa biji rasanya manis. Jeruk khas Imlek atau tahun baru Cina ini juga kaya akan vitamin C dan serat yang mampu membantu meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus menyehatkan pencernaan.

 Jeruk Murcott 

 
Jeruk Murcott
Asal Negara : Argentina
1 dus (±10 Kg)
Isi per karton: 52/60/72/80


Jeruk Clemenvile

 
Jeruk Clemenvile
Asal Negara :Argentina, Uruguay
1 karton ±10 Kg
Jeruk, buah yang sangat populer, mudah diperoleh, dan relatif murah itu, ternyata mengandung banyak zat gizi yang baik bagi kesehatan dan pencegahan penyakit.
 
Jeruk telah lama dikenal sebagai buah dengan rasa segar dan bergizi baik. Selain sangat kaya vitamin dan mineral, ia juga mengandung serat makanan yang esensial (sangat diperlukan tetapi tidak dapat diproduksi dalam tubuh) bagi pertumbuhan dan berkembangan tubuh normal. Senyawa non-gizi yang dikandungnya ternyata juga membantu menurunkan risiko terkena beberapa jenis penyakit kronis, seperti kardiovaskuler, kanker, dan katarak.
 

Sayangnya, selama ini jeruk telanjur terkenal hanya sebagai sumber vitamin C. Padahal, buah bulat ini juga mengandung sederetan zat gizi esensial lainnya, yang meliputi karbohidrat (zat gula dan serat makanan), potasium, folat, kalsium, thiamin, niacin, vitamin B6, fosfor, magnesium, tembaga, riboflavin, asam pantotenat, dan senyawa fitokimia. 
Sumber: digikidblogs.blogspot.com





Jeruk Santang Daun

 
Jeruk Santang Daun
Asal Negara : Cina
1 keranjang (± 8 Kg)
Perkiraan ketersediaan : Bulan November s.d Februari
Jeruk khas Imlek atau tahun baru Cina ini juga kaya akan vitamin C dan serat yang mampu membantu meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus menyehatkan pencernaan.




Jeruk Sunkist

 
Jeruk Sunkist Midknight
Asal Negara : Afrika Selatan
1 dus (±15 Kg)
Isi per karton: 52/60/72/80







Sumber : http://segarabadi.blogspot.com/search/label/Jeruk

Jeruk Keprok Asli Indonesia

Jeruk Keprok Asli Indonesia

Keprok Garut


Asal Garut, Jawa Barat, Rasa manis sedikit asam, Ukuran buah sedang, Warna daging buah oranye, Warna kulit buah hijau kekuningan, Tumbuh di dataran sedang (400-700 m d.p.l)

 

Keprok Batu 55


Asal Kota Batu, Jatim Rasa manis sedikit asam, ukuran buah sedang, warna daging buah oranye, warna kulit buah kuning-oranye, tumbuh di dataran tinggi (800 – 1200 mdpl)

 

Keprok SoE

 
Asal NTT, Rasa manis sedikit asam, Ukuran buah sedang, Warna daging buah oranye, Warna kulit buah kuning-oranye kemerahan, Tumbuh di dataran tinggi (900-1200 mdpl)

Sumber : http://kpricitrus.wordpress.com